Minggu, 28 Desember 2008

Creative Shooting Tips

Sumber: kamerawanjurnalisindonesia.org

Banyak menu di camera yang dapat menambah kualitas visual, dengan mengexplore menu menu ini kita dapat meningkatkan aspek estetika gambar dan memberikan evek visual yang luar biasa.

1. martix

matrx hampir sama dengan color corection , menggunakan funsi matrix ini memungkinkan kita mengadjust warna wanan tertentu dalam satu frame dengan merubah level saturasi dan fhase. biasanya semakin tinggi nilai matrik semakin dalam efek warna yang kita peroleh

2.m black/ pedestal

berfungsi untuk mempertegak area gelap dalam gambar/ funsi ini sangat baik di gunakan untuk menampilkan kesan tajam pada area area gelap

3 chroma
chroma berkaitan dengan saturasi gambar semakin rendah chroma semakin pucat gambar dan sebaliknya kombinasi antara chroma dan matrix akan memberikan effect warna yang sangt dramatis

4 coring

coring dapat mengaburkan noise pada gambar, kebalikan dari detail level coring dapat membypass pnoise yang di sebabkan detail level, detail coring juga memperhalus tekture hanya saja gambar akan terlihat blur/softer

5. detail level

detail level berpengaruh pada sharpness / ketajaman gambar
Mata manusia menggunakan 2 kriteria untuk menentukan ketajaman yaitu resolution dan contrast
Semakin kecil detail semakin blur gambar dan semakin tinggi semakin tajam namun apabila detail sangat tinggi gambar tidak terlihat alami,
detail level juga dapat di gunakan unutk menambah ketajaman detail bagian pinggir objek

6. skin dtail/ tone skin
di gunakan untuk memperhalus tampak kulit, saat di matikan kulit warna kulit akan terlihat lebih tajam sehingga memberikan effek kasar

7. gamma
gamma adalah relasi antara input dan output signal camera semakin dekat korelasi antara out put dan input semakin normal gambar terlihat, meski camera sudah memiliki defaul gamma, penggunaan gama ini dapat memberi efect HD meski kita melakukan shooting dengan sd format

Rabu, 24 Desember 2008

Crew Produksi

Agent (Agent Model) : Seseorang yang dipekerjakan oleh satu atau lebih talent agency atau serikat pekerja untuk mewakili keanggotaan mereka dalam berbegosiasi kontrak individual yang termasuk gaji, kondisi kerja, dan keuntungan khusus yangtidak termasuk dalam standard guilds atau kontrak serikat kerja. Orang ini diharapkan oleh para aktor/aktris untuk mencarikan mereka pekerjaan dan membangun karir mereka
Art Departement : Bagian artistik. Bertanggung jawab terhadap perancang set film. Seringkali bertanggung jawab untuk keseluruhan desain priduksi. Tugasnya biasanya dilaksanakan dengan kerjasama yang erat dengan sutradara dan cameraman

Asst. Director :Seorang asisten sutradara film yang memperhatikan administrasi, hal yang penting sehingga departemen produksi selalumengetahui perkembangan terbaru proses pengambilan film. Ia bertanggung jawab akan kehadiran aktor/aktris pada saat dan tempat yang tepat, dan juga untuk melaksanakan instruksi sutradara.

Art Director :Pengarah artistik dari sebuah produksi

Asisten Produser :Seorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya

Broadcaster :Sebutan untuk seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran

Best Boy :Asisten Gaffer atau asisten Key Grip.

Boom Man :Seorang yang mengoperasikan mikrofon boom.

Booth Man :Operator proyektor film. Orang yang bekerja dalam ruang proyeksi.

Camera Departement :Bertanggung jawab untuk memperoleh dan merawat semua peralatan kamera yang dibutuhkan untuk memfilmkan sebuah motion picture. Juga bertanggung jawab untuk penanganan film, pengisian film, dan berhubungan dengan laboratorium pemrosesan.
Cameraman :- First Cameraman sering disebut sebagai Penata Fotografi (Director of Photography) atau kepala kameramen, bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan. Kecuali dalam unit produksi yang kecil, Penata Fotografi tidak melakukan pengoperasian kamera selama syuting yang sesungguhnya.- Second Cameraman sering disebut sebagai asisten kameramen atau operator kamera, bertindak sesuai instruksi dari kameramen utama dan melakukan penyesuaian pada kamera atau mengoperasikan kamera selama syuting.- First Assistant Cameramen sering disebut Kepala Asisten untuk pada operator kamera. Seringkali bertanggung jawab untuk mengatur fokus kamera (untuk kamera film)- Second Assistant Cameraman, menjadi asisten operator kamera.

Cinematographer (Sinematografer) :Penata Fotografi. Orang yang melaksanakan aspek teknis dari pencahayaan dan fotografi adegan. Sinematografer yang kreatif juga akan membantu sutradara dalam memilih sudut, penyusunan, dan rasa dari pencahayaan dan kamera.

Costume Designer :Orang yang merancang dan memastikan produksi kostum secara sementara maupun permanen untuk sebuah film.

Dialogue Coach or Dialogue Director :Orang dalam set yang bertanggung jawab membantu para aktor/aktris dalam mempelajari kalimat mereka selama pembuatan film. Mungkin juga membantu pengaturan dialog.

Director : Orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab untuk merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan produser.

Editor :Sebutan bagi seseorang yang berprofesi sebagai ahli pemotongangambar video dan audio.
Editorial Departement :Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga membentuk urutan yang koheren, kadang dengan bantuan asisten sutradara atau produser.

Electric Departement :Bertanggung jawab terhadap penjagaan dan penyediaan segala alat elektrik. (misalnya: lampu, kabel, dan lain sebagainya) untuk kebutuhan film.

Engineering :Sebutan dalam pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalahteknis penyiaran
Film Loader :Pengisi Film. Anggota tim kamera kadang adalah asisten kameramen yang mengisi film yang belum diekspose ke dalam magazine dan mengeluarkan film yang telah diekspose.

Floor Director :Seseorang yang bertanggungjawab membantu mengkomunikasikankeinginan sutradara dari master control ke studio produksi

Gaffer :Pemimpin electrician yang bertanggung jawab di bawah Director of Photography mengenai pencahayaan set. berbagai bentuk dan ukuran.

Green Departement : Bertanggungjawab untuk menyediakan pepohonan, semak, bunga, rumput, dan benda-benda hidup lainnya baik yang asli maupun buatan.

Hairdresser : Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata rambut laki-laki maupun perempuan.

Hairdresser Departement : Bertanggungjawab atas kebutuhan rambut asli maupun wig untuk para aktor dan aktris.

Key Grip : Orang yang memimpin para pekerja grip.
Make-Up Departement :bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan kebutuhan skenario pada saat syuting.

Music Departement : Bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam film.

Producer : Sebutan ini untuk orang yang memproduksi sebuah film tetapi bukan dalam arti membiayai atau menanamkan investasi dalam sebuah produksi. Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi dengan anggaran yang telah disetujui oleh executive producer.

Production Departement : Bagian yang menentukan batasan biaya dan menangani persiapan dan pelaksanaan atas segala keperluan dalam sebuah produksi.

Production Assistant : Bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dilapangan selama proses produksi.
Production Manager : Orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal sampai produksi itu selesai.

Production Unit : Terdiri dari sutradara, kru kamera, kru tata suara, bagian listrik dan semua orang yang diperlukan dalam suatu produksi.

Prop Man : Bertugas untuk memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat dibutuhkan untuk suatu produksi.
Research Departement : bagian riset yang terdiri dari orang-orang yang menilai otentisitas artikel, benda, kostum.

Script Supervisor, Script Clerk : Bertanggungjawab untuk mencatat seluruh adegan dan pengambilan gambar yang diproduksi. termasuk semua informasi yang diperlukan seperti durasi, arah gerakan, penagrahan mimik wajah, penempatan aktor/aktris dan properti, serta gerakan fisik yang harus disesuaikan aktor/aktris dalam semua cakupan yang berurutan untuk kemungkinan pengambilan gamabr ulang. Semua informasi ini dimasukkan dalam salinan naskah milik supervisi naskah dan digunakan oleh editor ketika tahap editing. Dalam salinan ini juga dimasukkan catatan dari sutradara untuk editor.

Still man, Photographer : Bertanggungjawab atas publiitas dan pembuatan foto set serta lokasi. Dapat juga digunakan pada kesempatan tertentu.

Transportation Departement :Bertanggungjawab terhadap semua kendaraan yang digunakan oleh kru dan pemain selama syuting berlangsung. Dalam hal ini termasuk antar dan jemput kru atau pemain.

VTR Man : Orang yang mengoperasikan VTR (Video tape Recorder) selama proses pembuatan acara televisi.

Wardrobe Departement : Bertanggungjawab atas pemilihan kostum yang akan dipergunakan untuk produksi.

sumber: pojokspy.blogspot.com

Empat Points menjadi Profesional TV/Filmmaker

Sebagai seorang profesional Video maker atau Filmmaker, kita seringkali harus bekerjasama dengan berbagai profesional lain (kru, DOP, Produser, Sutradara, Penulis Skenario, Penata Artistik, dll) dalam proyek dan produksi yang berbeda-beda.
Dan keberagaman ini sangat penting untuk tetap menumbuhkan kreativitas seni visual yang "Fresh" dan "Different" sehingga hasil akhirpun menjadi sebuah karya yang sesuai dengan production design yang diinginkan. Untuk itu, bila anda ingin maju, sebaiknya hindari bekerjasama dengan tim langganan yang itu-itu saja. Atau bila sudah ada tim yang solid, cobalah bereksplorasi dengan profesional lain untuk mendapatkan penciptaan-penciptaan baru. Steven Spielberg saja, tidak pernah mempunyai langganan tim produksi yang solid. Bahkan dalam karyanya Schinder List, Spielberg justru bekerjasama dengan profesional dokumentaris yang kuat dalam produksi dokumenter.
Kunci utama keberhasilan sebagai seorang profesional ada Empat Points:
1.Skill
Skill, ini persyaratan utama. Anda wajib menguasai skill dalam bidang profesi anda baikuntuk teknis maupun non teknis. Biasanya Skill bisa dipelajari di berbagai sekolahTV/Film, bisa juga dengan berguru pada para senior dan mencari pengalaman.
2.Network
Sedangkan Networking dibutuhkan agar anda masuk ke dalam jaringan industri yang mengakui skill anda.
3.TeamWork
Kalau sudah mendapatkan Network maka yang diuji adalah kemampuan anda untuk Team Work dengan tim produksi yang selalu berbeda, bukan hanya dengan orang yang itu-itu saja. Kalau anda tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, maka Networking ini akan terhenti dengan sendirinya. Dan anda tidak diakui lagi sebagai seorang Profesional.
4.Etika
Yang terakhir adalah Etika! nah ini sering dilupakan oleh para tv maker/filmmaker instant yang terburu-buru ingin segera tampil sebagai profesional. Etika ini tumbuh dari bawah, bila anda memulai karir anda sebagai seorang asisten produksi atau kru unit atau kru lighting dsb maka anda akan merasakan bekerja sebagai kru dilapangan. Ini akan menumbuhkan rasa solidaritas dan etika ketika anda menjadi profesional. Bila tidak, anda akan terbuang dari industri hanya karena tidak punya etika yang baik. Etika ini juga termasuk dengan tata cara bekerja, menjaga kepentingan klien, tata bahasa, menjaga networking dengan para senior, dsb.
Sesungguhnya banyak anak2 muda kreatif bahkan punya modal finansial yang kuat untuk maju. Tapi mereka terjungkal karena tidak dimodali keempat points diatas. Sekarang saja, puluhan ribu anak2 muda kuliah broadcast, komunikasi dan film di dalam dan diluar negeri.
Ratusan lainnya membeli peralatan digital dan langsung berkarya.... namun bila tidak ada Skill, Network, TeamWork dan Skill... you will be gone no matter what.....
Semoga bermanfaat

sumber: pojokspy.blogspot.com

Tips Menjadi Reporter

Siapa Itu Reporter?
Berdasar arti kata yang berasal dari bahasa asing, “pembuat laporan”.

Fungsi Reporter
Bayangkan musafir, yang mengembara ke mana-mana, kemudian menyampaikan cerita yang menarik hasil pengembaraannya kepada orang lain yang ingin mendengarkan ceritanya.

Apa Saja Yang Harus Diperhatikan?

1. Tanggung jawab (kebenaran, urgensi dan relevansi terhadap situasi)
2. Menulis efisien (pendek, tapi bermutu)
3. Bahasa gambar (tiap naskah, apa gambarnya?)
4. 2 in 1 dengan cameraman
5. Pengetahuan luas

Sudahkah Anda Meningkatkan Pengetahuan?
1. Apakah kemarin membaca buku? Buku apa? Berapa bab atau halaman?
2. Apakah kemarin membaca koran? Berapa koran?
3. Apakah sudah menulis kemarin? Tentang apa dan berapa banyak?
4. Nonton film? Ikut seminar atau ceramah? Dapat input apa?

Modal Lain?
1. Jaringan/ persahabatan
2. Rasa ingin tahu yang besar
3. Perpustakaan sendiri. Why not?
4. Bahasa asing
5. Internet and technology minded
6. Intuisi
7. Berani tampil

Yang Dibutuhkan Industri?
Reporter yang kritis, kreatif dan penuh vitalitas untuk memperoleh berita yang baru dan bermakna bagi banyak orang.
Semoga bermanfaat

sumber: pojokspy.blogspot.com

Membuat Naskah Berita Radio yang Bernyawa


Pendengar cenderung menganggap berita radio adalah hal yang membosankan, kaku dan monoton. Kunci utama mengapa sebuah berita radio menjadi membosankan untuk didengar terletak pada kata-kata yang dipilih oleh si penulis berita. Jika si penulis berita kurang tepat memilih kata-kata, maka penyiar atau pembaca berita tidak akan bisa atau akan mengalami kesulitan memberikan nyawa agar berita tersebut nampak hidup pada saat disiarkan.
Apa saja yang harus dilakukan oleh seorang scriptwriter agar berita yang ditulisnya bisa hidup sewaktu disampaikan oleh newscaster?
Penggunaan kata kerja
Kata kerja memegang peranan penting dalam penulisan bahasa tutur. Pikirkanlah secara serius, karena pemilihan kata kerja akan mempengaruhi gaya penyampaian.
Contoh: Gempa bumi hebat mengguncang kawasan barat daya China. Di provinsi Sichuan gedung-gedung bertingkat terkoyak dan hancur luluh lantak. Gempa yang memukul China dengan kekuatan 7,8 pada skala richter ini merenggut nyawa sedikitnya 10.000 jiwa.

Hati-hati menggunakan kata sifat
Penulisan naskah naratif dan deskriptif, akan banyak ditolong oleh penggunaan kata sifat. Namun perlu dihindari penggunaan kata sifat yang bisa menimbulkan berbagai macam persepsi karena justru dapat mengaburkan pesan yang ingin kita sampaikan.
Contoh :
besar -> sebaiknya rincikan besarnya seperti apa
berwarna-warni -> sebaiknya sebutkan apa saja warnanya
drastis -> sebaiknya dijelaskan seberapa drastis dan lain sebagainya
Gunakan kalimat aktif
Dalam membuat bahasa tutur, penggunaan kalimat aktif adalah yang terbaik. Susunan kalimat aktif ‘Subyek - Predikat - Obyek’ akan mempermudah pemahaman naskah yang akan dibaca, sehingga newscaster akan menjadi lebih lancar dalam menyampaikan sebuah kalimat berita.
Contoh :
Bukan : 10.000 jiwa direnggut dalam gempa berkekuatan 7,8 skala richter di China
Tetapi : Gempa berkekuatan 7,8 skala richter merenggut 10.000 jiwa di China

Gunakan kalimat ‘kini’ atau present tense
Teorinya, sebuah berita radio menyajikan apa yang baru saja terjadi, apa yang sedang terjadi dan kira-kira apa yang akan segera terjadi. Sehingga lebih tepat jika sebuah naskah berita radio disusun dengan menggunakan present tense. Penggunaan kalimat yang mengesankan bahwa sebuah peristiwa sedang terjadi akan menimbulkan kesan bahwa berita yang kita siarkan adalah berita fresh dan menjadi hal yang menyegarkan di telinga pendengar.
Sedangkan susunan kalimat yang menggambarkan kejadian kemarin (past tense) dan yang akan datang (future tense) lebih cocok digunakan oleh jurnalis media cetak.
Contoh:
Bukan : Gempa bumi dahsyat telah mengguncang China.
Tetapi : Gempa bumi dahsyat mengguncang China.
Bukan : China akan menjadi tuan rumah olimpiade 2008
Tetapi : China menjadi tuan rumah olimpiade 2008

Bumikan kalimat dengan bahasa sehari-hari
Penggunaan bahasa sehari-hari akan membuat berita kita membumi, lebih akrab dengan telinga pendengar dan menambah vitalitas dari berita yang kita sampaikan. Caranya adalah dengan menyederhanakan bahasa formal, baik kata-kata maupun frasa yang kita jumpai dalam sebuah berita.
Contoh:
Bukan: Banjir telah membuat bengkel mendapat banyak pesanan untuk menservice banyak mobil yang tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Tetapi: Bengkel kebanjiran order memperbaiki mobil yang rusak terkena banjir.
Rasakan, bahasa sehari-hari seperti ‘kebanjiran order’ justru lebih ‘bernyawa’ dibandingkan dengan bahasa resmi.

Hindari bentuk negatif
Seperti halnya penggunaan kalimat aktif, sebuah naskah berita radio akan lebih mudah dipahami dan dibawakan oleh newscaster jika dibuat dengan menggunakan kalimat positif. Untuk itu rubahlah kalimat negatif menjadi positif, terutama pada saat membuat kalimat awal atau lead berita.
Contoh:
Bukan : Jika pemerintah tidak mengurangi subsidi BBM, sektor keuangan dan
perekonomian Indonesia bisa mengalami krisis hebat seperti pada tahun 1997
silam dan yang paling menderita adalah rakyat.
Tetapi : Pemerintah mengurangi subsidi BBM. Jika hal ini tidak dilakukan, sektor
keuangan dan perekonomian Indonesia bisa mengalami krisis hebat seperti pada
tahun 1997 silam dan yang paling menderita adalah rakyat.

Berikan tanda baca yang benar
Selain titik, koma, dan tanda tanya, tanda baca yang lazim digunakan dalam penulisan naskah radio adalah slash ‘/’ sebagai tanda jeda dan double slash ‘//’ untuk berhenti atau mengakhiri sebuah kalimat. Penggunaan tanda baca yang benar dan pada tempatnya, akan membantu penyiar dalam menyampaikan pesan yang tertulis melalui naskah. Selain agar pendengar bisa menangkap dengan tepat apa yang disampaikan oleh penyiar. Penggunaan tanda baca juga akan membantu penyiar dalam menata suara dan melagukan susunan kalimat yang disiarkan.
Seorang newscaster diharuskan membaca terlebih dahulu naskah berita atau tulisan yang akan disiarkannya dan biasakan untuk memberikan tanda secara pribadi, seperti garis bawah atau tanda-tanda tertentu dibagian yang harus diberi penekanan, dibaca dengan intonasi naik atau turun dan lain sebagainya.

sumber: pojokspy.blogspot.com

Radio media komunikasi yang Unik

Radio menyediakan dunia imajinasi tanpa batas dan membebaskan pendengar mengimajinasikan dunia visual dalam kepalanya.
Di antara sekian banyak jenis program acara radio, sandiwara radio merupakan media yang memungkinkan pendengar membebaskan imajinasinya.
Sandiwara radio atau drama radio menurut situs ensiklopedia, Wikipedia, adalah sebuah bentuk penyampaian cerita yang berbasis audio dan disiarkan di radio. Tanpa kehadiran komponen visual, sandiwara radio sangat tergantung pada kekuatan dialog, musik dan efek suara.
Dalam menulis naskah sandiwara radio, kita diharapkan untuk memperhatikan beberapa hal :
1. Cerita /plot.
Ada banyak cerita di sekeliling kita. Yang harus kita lakukan adalah menentukan mana yang akan kita jadikan sebagai tema utama. Jika kita telah menemukan tema cerita, segera tentukan plot atau alur cerita.
2. Karakter.
Karakter adalah tokoh yang akan memainkan peran dalam sandiwara radio kita, baik yang bersifat baik (protagonis) maupun jahat (antagonis). Karakter yang kita ciptakan sebaiknya cukup realistis dan sesuai dengan cerita.
3. Musik dan Efek suara.
Berbagai variasi efek suara dapat digunakan untuk menarik perhatian pendengar dan merekatkan imajinasinya sehingga menjadi satu gambaran yang utuh. Meski demikian, efek suara yang terdengar aneh/tidak lazim, bisa jadi malah membingungkan pendengar. Oleh karena itu, sebaiknya kita menggunakan efek suara yang familiar di telinga pendengar kita.
4. Dialog.
Dialog dalam naskah diharapkan cukup jelas menceritakan keadaan.
Setiap calon penulis drama radio harus paham karakteristik radio.

Bagaimana membuat naskah drama yang menarik ?

1. Sampaikan karakter sejelas mungkin dan sesering mungkin.
Agar pendengar selalu tahu siapa yang berbicara. Karakter ini bisa disampaikan oleh dirinya sendiri atau oleh karakter lain. Bisa pula oleh narator. Sebaiknya, setiap karakter khususnya karakter utama, disampaikan secara berkala, terutama di awal setiap scene. Karakter ini juga bisa ditunjukkan oleh suara yang khas/berbeda.
2. Buat naskah yang menarik pada awal setiap scene atau episode.
Sebenarnya, daya tarik ini bukan hanya naskah tapi juga sound effect atau musik. Tapi, naskah menjadi yang utama, karena berisi pesan yang jelas.
3.Jangan terlalu banyak pesan inti yang disampaikan dalam setiap episode/scene.
Buat inti cerita yang simpel dan mudah dicerna.
4. Ulangi beberapa pesan yang penting.
Caranya bermacam-macam. Bisa berupa pertanyaan dari lawan bicara, pengulangan oleh lawan bicara atau pengulangan dari pembicara.
5. Jelaskan setting drama dengan jelas dalam setiap scene.
Bisa disampaikan oleh narator, oleh para karakter atau menggunakan sound effect. Sampaikan di awal episode tentang cerita pada episode sebelumnya secara singkat

sumber: pojokspy.blogspot.com

Stasiun TV (Indonesia)

Stasiun televisi di Indonesia ada sejak berdirinya TVRI pada 1962 silam . Selama 27 tahun, Indonesia hanya bisa menyaksikan satu saluran saja , Namun pada tahun 1989 , Pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia , meski hanya penduduk yang mempunyai Parabola dan Dekoderlah yang dapat menyaksikan RCTI tetapi akhirnya dibuka untuk masyarakat mulai Tanggal 21 Maret 1992 di Bandung.












Berikut adalah daftar stasiun televisi di Indonesia.

Televisi nasional
Cakrawala Andalas Televisi (antv)
Global TV
Indosiar Visual Mandiri (Indosiar)
tvOne
MetroTV
Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)
Surya Citra Televisi (SCTV)
Televisi Pendidikan Indonesia (TPI)
Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)
Trans 7
Televisi Republik Indonesia (TVRI)

Televisi khusus
Televisi Edukasi (TV E)
Swara
QTV

Televisi lokal
Daftar TV Lokal Indonesia

Televisi berbayar
Astro Nusantara
B-TV
HomeCable
IM2 PayTV
Indovision
M2V Mobile TV
Telkomvision

Lihat pula
Daftar stasiun radio di Indonesia

Pranala luar
(id) Stasiun TV di Indonesia


Situs Televisi nasional
(id) Situs web antv
(id) Situs web Global TV
(id) Situs web Indosiar
(id) Situs web MetroTV
(id) Situs web RCTI
(id) Situs web SCTV
(id) Situs web TPI
(id) Situs web Trans TV
(id) Situs web Trans 7
(id) Situs web tvOne
(id) Situs web TVRI


Situs Televisi khusus
(id) Situs web SWARA Channel
(id) Situs web Qtv Network


Situs Televisi berbayar
(id) Situs web Astro Nusantara
(id) Situs web HomeCable
(id) Situs web IM2 Pay TV
(id) Situs web Indovision
(id) Situs web M2V Mobile TV
(id) Situs web Telkomvision


Televisi lokal di Indonesia

Aceh TV · Agropolitan TV · Ambon TV · Amuntai TV · ATV · Bali TV · Bandung TV · Banjar TV · Banten TV · Batam TV · Batu TV · Bengkulu TV · BiTV · BMS TV · Bogor TV · Borneo TV · Bukittinggi TV · Bunaken TV · Cahaya TV · Carita TV · Cakra TV · CB Channel · CT Channel · Da Ai TV · Deli TV · Depok TV · Dhamma TV · Dhoho TV · Duta TV · Elshinta TV · Eskape TV · Fajar TV · Fativi · Ganesha TV · Gemilang TV · Gajayana TV · GO TV · GNTV · Gorontalo TV · GTV · HKTV · IMTV · INTV · Jabar TV · JakTV · Jatilihur TV · Jogja TV · JTV · Kandangan TV · Karesidenan TV · KCTV · Kendari TV · KSTV TV · L TV · Logis TV · Lombok TV · Mahameru TV · Makassar TV · Malang TV · Megaswara TV · Metro Papua TV · MGTV · Minang TV · MQTV · Murakarta TV · nTV · O Channel · Pacific TV · Padang TV · Padjadjaran TV · Palembang TV · Pal TV · PKTV · Plaza TV · Pro TV · PKTV · Rantau TV · Ratih TV · RBTV · Riau TV · Riauchannel · SAM TV · Semarang TV · Selidah TV · Siger TV · SJTV · Sky TV · Spacetoon (TV Anak) · Sri Junjungan TV · Sriwijaya TV · SSTV · STV Bandung · STV Batam · Suma TV · Suroboyo TV · TA TV · Tabalong TV · Tarakan TV · Televisi Tegal · Televisi Manado · Terang Abadi TV · Tugu TV · TPKS · TVB · TV Borobudur · TVKU · TV Majta · TVT · TV5d · Universitas Gunadarma TV · VTV

-------------------------------------------------------------------
Sumber lengkap:
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Cahaya dan Pencahayaan (1)

oleh : Supriyadi

Shooting adalah melukis dengan cahaya. Unsur cahaya berarti sangat penting dalam pembuatan film maupun acara televisi. Cahaya tidak selalu berurusan dengan lampu. Ada sumber cahaya lain selain dari sumber lampu. Secara sederhana ada dua jenis sumber pecahayaan, yakni pencahayaan alami (natural) dan pencahayaan buatan(artificial).

Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh indera penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon, menanggapi ransangan cahaya terebut. Sederhanya, tanpa cahaya maka benda tidak akan kelihatan. Atas dasar itulah, produksi film dan video memerlukan cahaya agar subyek bisa terlihat.

Pencahayaan televisi dan film memiliki fungsi-fungsi berikut:
• Menyinari obyek/subyek
• Menciptakan gambar yang artistik,
• Menghilangkan bayangan yang tidak perlu
• Membuat efek khusus.

Menyinari objek artinya memberikan pencahyaan agar objek atau subjek bisa terlihat jelas sesuai konsep film itu sendiri. Tidak semua bayangan itu diperlukan dan tidak semua bayangan tidak diperlukan. Dengan pencahayaan tetentu bayangan bisa dihilangkan, dikurangi,atau bahkan ditambah. Perlu tidaknya bayangan atau shadow, lagi-lagi sangat tergantung dari konsep film itu sendiri.

Three Points Lighting
Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light.

Key Light adalah pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.

Fill Light merupakan pencahyaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilagkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.

Back Light, pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.

Selain 3 poin pencahayaan tadi masih ada jenis pencahyaan lainnya, yakni Background Light dimaksudkan agar setting/panggung tetap bisa kelihatan dengan baik.

Arah Cahaya
Arah cahaya dari pencahayaan akan bergantung pada ketinggian dan sudut dari sumber cahaya tadi. Dari atas, bawah, atau rata dengan obyek? Dengan demikian kita akan tahu bayangan yang dihasilkan cahaya tadi jatuh dimana. Peletakan sumber cahaya di atas subyek akan menghasilkan efek yang berbeda jika dibandingkan dengan peletakkan sumber cahaya dari arah bawah subyek. Arah pencahyaan ini biasanya disebut sebagai down angle dan up angle. Dengan down angle akan menghasilkan bayangan yang jatuh kea rah tubuh (kalau subyeknya orang). Sebagai contoh, konsep down angle bisa dilakukan pada scene interograsi, akan kelihatan dramatis. Sedangkan up angle akan menghasilkan pencahayaan yang kurang lazim, namun dengan penempatan pencahayaan seperti ini subyek akan kelihatan powefull dan gagah.


gambar dari http://www.dvxuser.com/

Kualitas Cahaya Kualitas pencahayaan berkaitan dengan keras atau lembutnya pencahyaan itu sendiri. Secara garis besar ada dua kualitas pencahayaan, yaitu hard light dan soft light. Hard light mempunyai karakteristik pencahyaan yang kuat dimana shadow atau bayangan lebih terlihat jelas. Softlight memiliki karakter sebaliknya, antara pencahyaan dengan bayangan hanya memiliki perbedaan yang tipis.

Rasio Pencahayaan
Lighting Ratio merupakan perbandingan antara brightness dan lightnest. Misalnya perbandingan 2:1, dimana pencahayaan area terang dua kali lipat dibanding area gelap. Teknologi video memungkinkan sampai pada rasio 4:1, area terang memiliki intensitas 4 kali lebih terang dibandingkan area gelap. Jika lebih dari itu, maka unsur detail bayangan atau shadow akan hilang.

Kontrol Cahaya
Ini merupakan metode untuk menambah atau mengurangi pencahayaan dari sumber cahaya. Penambahan atau pengurangan ini untuk menghasilkan efek tertentu. Misalnya efek cahaya matahari yang memancar masuk pada jendela kamar tidur, digunakan translucent yang ditempelkan dekat sumber cahaya.

Mengukur Intensitas
Intensitas cahaya yang yang dihasilkan dari key light, fill light,serta backlight bisa diukur oleh sebuah alat yakni Lightmeter. Ada dua jenis alat ini yaitu Incident and Reflectant. Incident diperuntukkan untuk mengukur intensitas cahaya yang “jatuh” pada subjek. Sedangkan Reflectant dipergunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipantulkan oleh subyek.

Jenis-Jenis Lighting Banyak sekali jenis lampu yang digunakan dalam proses pengambilan gamar atau shooting. Jenis lampu itu terdiri atas :

Blonde :1000-2000 watt, biasanya digunakan sebagai pencahayaan flood untuk area yang luas
Readhead : 650 - 1000 watt, digunakan sebagai key flood untuk area yang luas
Pepper Light : 100 - 1000 watt, lampu dengan intensitas rendah digunakan khusus untuk key atau fill light
HMI : ini merupakan jenis lampu kualitas tinggi
Hallogen : 100 - 500 watt, digunakan sebahgai key flood untuk area luas, jenis lampu ini biasanya digunakan untuk produksi dengan budgeting rendah.
Fresnell : jenis lampu yang memiliki lensa khusus yang memancarkan cahaya



Temperatur Warna


Temperatur Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap sebuah obyek ketika cahaya itu mengenai obyek. Ukuran temperatur warna dinyatakan dalam satuan derajat Kelvin (K). Semakin besar ukuran derajat Kelvin, maka warna obyek semakin putih, kebalikkanya maka obyek akan terlihat semakin menguning.

sumber: pojokspy.blogspot.com

Show Director/Program Director

Di Amerika bahkan muncul berbagai istilah dengan Job Description yang lebih spesifik seperti Stage Director, Floor Director, Floor Manager, Program Director, Event Coordinator, Event Manager,Festival Organizer, Network Director dll.
Istilah ini bebas dipakai oleh institusi mana saja (broadcast dan non broadcast) sesuai dengan keperluan, fungsi dan tujuan masing2x. Yang menarik walau istilah ini banyak yang membingungkan tapi job descriptionnya sangat jelas dan tidak bertabrakan satu dengan lainnya.Saya mencoba mencari jawaban tentang ini dari berbagai referensi buku seperti The Film Industry (by Fred Yager & Jan Yager/checkmark book), Basic Studio Directing (By Rod Fairweather/ Focal Press)dan This Business of Music Marketing & Promotion (by Lathrop) tapi tidak ada definisi yang baku. Setiap events mempunyai job desc yang berbeda.
Jadi, untuk lebih jelasnya, saya akan mencoba menuliskan perbedaan berdasarkan fungsi dan kob descnya, bukan dari definisinya.Show DirectorBertugas menjadi Sutradara Pentas atau Pengarah Lakon Panggung atau Pengarah Pagelaran. Disini, Show Director bertanggungjawab pada kemasan pagelaran diatas panggung mulai dari Tata Artistik Panggung, Sound, Rundown Pentas Acara, Lighting Direction hingga ke urusan Stage Management lainnya seperti Wardrobe, Make Up, Props, dan lainnya.
Show Director tidak bertanggung- jawab pada liputan tayangan Broadcast namun wajib berkompromi dengan Program Director dari Stasiun Televisi untuk mendapatkan Blocking yang Pas dan bagus, baik untuk Penonton Panggung maupun untuk Penonton Televisi.... Namun istilah ini seringkali dirancukan dengan Art Director. Misalnya, Jay Subijakto itu dikenal sebagai Art Director konser2xnya Erwin Gutawa. Disini Jay mempunyai kapasitas lebih memikirkan dimensi2x artistik dari pagelaran dan sebenarnya, Jay sudah merangkum pekerjaan Show Director. Namun, Jay justru membagi pekerjaan stage management dengan Stage Manager... Stage ManagerBertugas membantu Show Director dalam mengkoordinasikan seluruh aktifitas dibalik panggung. Stage Manager ini mempunyai kewenangan penuh untuk mengatur jalannya konser/acara dari balik panggung, termasuk menyiapkan seluruh pengisi acara untuk siap tampil.
Kalau Show Director mengarahkan dari depan panggung dan mensupervisi Lighting dan Audio, Stage manager justru berada dibalik panggung. Stage manager tidak bertanggung jawab sama sekali dengan liputan Broadcast dan on-air. TV Director/Program DirectorDi Amerika dikenal sebagai Program Director yang dapat didefinisikan sebagai seseorang yang mampu menyutradarai produksi Drama atau Non Drama dengan Single atau Multi Camera untuk studio maupun outdoor. Bila program acara diproduksi oleh Stasiun Televisi maupun Production House, seorang Program Director merangkap sebagai Show Director dan bertanggung jawab pada STAGE dan ON-AIR. Inilah yang dilakukan oleh para PD2x di Indosiar dan ANTV.
Sedangkan di RCTI ataupun SCTV, PD hanya bertanggung jawab pada ON-AIR saja, sedangkan content untuk STAGE dipegang oleh Produser ataupun Production Assistant. Nah, istilah Program Director ini ternyata diinterpretasikan secara SALAH orang para senior kita di TVRI. Program Director diterjemahkan bebas menjadi Pengarah Acara! padahal seharus tetap diinterpretasikan menjadi Sutradara Acara atau Sutradara Program. Ini memang kacau, sementara istilah Floor Manager tidak diistilahkan menjadi Manajer Lantai atau Manajer Ubin, tapi tetap memakai istilah Floor Manager..... Lainnya, lagi kalau di Amerika dikenal TV Director ini artinya Sutradara TV tapi kalau di Indonesia dipakai TV Director maka diartikan menjadi Direktur TV

sumber: pojokspy.blogspot.com

Elemen Programming

Ada empat elemen dalam mengatur strategi penjadwalan atau programming televisi:
1. Programming:
Menganalisa angka peringkat rating penonton berdasarkan SES (Social Economy Status), segmentasi, jam tayang, pola penonton, genre dan juga trend.
2. Production:
Mengkaji sisi produksi dari setiap acara mulai dari Format (drama, non drama, news/sport), Story Treatment, Production Cast (artis, bintang,band, dll), directing, production design (artistik,grafik, shot,editing, wardrobe) dsb.
3. Marketing:
Membahas strategi marketing dan sales untuk mendapatkan profit. Topik antara lain tentang harga spot iklan, build in product, pre-sales, brand awareness, brand differentiation, target konsumen, blocking time, packaging price, product values, dll
4. Purchasing & Distribution:
Disinilah perhitungan harga produksi, pembelian program/film, distributors, suppliers, dll, yang disesuaikan dengan kemampuan daya beli stasiun televisi. Dikaji juga Programming Value per detik dari biaya rata2x operasional stasiun tv setiap detik.Jadi,bisa dibayangkan kan? kalau penempatan jam tayang sinetron atau film sering dianggap tidak tepat, itu menurut versi publik/penonton.

Tapi kalau menurut versi stasiun tv pasti sudah melewati tahap elemen diatas, yang dianggap merupakan hasil analisa penonton juga. Memang kusut, tapi begitulah media kapitalis televisi. Sebagai input, di Amerika saja sampai ada gerakan moral yang disebut "You own your tv".

Gerakan ini mengajak publik untuk mengontrol tontonan televisi karena pesawat tv milik kita bukan milik stasiun/kabel tv. Jadi, mengapa harus bergantung pada mereka? Merekalah yang harus mendengarkan kemauan publik.
Dan ini bukanlah kesalahan lembaga riset AC Nielsen. Karena AC Nielsen hanya mengeluarkan hasil peringkat rating berdasarkan tontonan yang disajikan oleh para programmer televisi... begitu isi gerakan ini.

sumber: pojokspy.blogspot.com

Riset Dalam Produksi Dokumenter

Ide film bukan wahyu yang datang begitu saja, tapi merupakan kumulatif dari serangkaian pengamatan dan pengalaman yang mengendap dalam ingatan lalu muncul kembali sebagai sebuah ide. Secara tidak sadar, proses penemuan ide adalah bagian dari proses riset yang sudah kita lakukan ketika kita mengalami ataupun mengamati sebuah gejala.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilakukan untuk memahami sebuah fenomena, baik fenomena alam maupun fenomena sosial-budaya.

Fungsi Riset Dalam Produksi Dokumenter
1. Proses Kreatif
Merumuskan ide film, film statement, dan alur bertutur film. Termasuk di dalamnya
membangun raport dengan subyek dan menggali elemen audio visual yang akan menjadi
bagian dari film.
2. Manajemen Produksi
Mengatur jadwal, perijinan, akses, budgeting, dsb.

Pengumpulan Data di Lapangan
1. Observasi (pengamatan, partisipasi)
2. Wawancara
3. Audio Visual (merekam)

Menuliskan Kembali Hasil Riset
1. Mengkategorisasi data
2. Mengidentifikasi data-data penting
3. Mencari hubungan sebab akibat
4. Mengaitkan fenomena spesifik dengan konteks yang lebih besar

Tips-tips melakukan penelitian lapangan
1. Stay alerted (peka terhadap berbagai hal)
2. Bertanya
3. Mencatat
4. Merekam secara visual

sumber: pojokspy.blogspot.com

Penyutradaraan Dokumenter

Menempatkan KAMERA dalam menyampaikan IDE


GOAL UTAMA

- Mengarahkan penonton untuk mencapai sebuah kesatuan ide, memahami pesan, secara persuasif.
- Mempersiapkan sebuah hasil teknis perekaman gambar dan suara yang baik untuk tahap penyelesaian film (Pasca Produksi).


Menjadikan manusia sebagai SUBYEK bukan OBYEK

MENAMPILKAN SUBYEK

- Menempatkan kamera dalam menunjukkan apa yang dilakukan Subyek dalam menyampaikan gagasan.
- Melakukan observasi visual yang mendalam terhadap subyek
- Membuat subyek mengungkapkan PIKIRAN (verbal) yang mendasari atau menjelaskan apa yang dilakukannya
- Pengadeganan ulang terhadap apa yang diceritakannya, mengarahkan subyek dan menempatkan kamera seperti dalam pendekatan observasi.

OBSERVASI
Menempatkan kamera berada dalam jarak aman dan jarak dekat dengan subyek.
Menciptakan hubungan sehingga subyek nyaman terhadap kamera.


MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN UNSUR SUARA

- Sumber informasi audio yang membentuk visual menjadi utuh. Mengarahkan gagasan. Suara hasil wawancara, rekaman pembicaraan subyek, musik, suara musik dan suara lingkungan.
- Menghindarkan sumber suara ganda dalam proses perekaman yang melibatkan suara, seperti dalam wawancara dan lainnya.
- Merekam suara dari adegan agar dapat digunakan dalam proses penyelesaian.


Prinsip dasar dalam melakukan wawancara

1. Harus selalu kontak mata antara si pewawancara dengan yang diwawancarai.
2. Si pewawancara harus penuh ketekunan mendengarkan semua jawaban narasumber dengan sesekali memberikan respon visual (mengangguk, menggeleng, atau yang lainnya) sehingga nampak terjalin komunikasi dengan narasumber.
3. Jangan memberikan respon suara yang akan mengganggu konsentrasi narasumber dan masuk dalam rekaman sehingga nantinya menyulitkan penyuntingan (editing).

4. Bila ingin hasil yang natural, maka pertama-tama si pewawancara dahulu yang harus nampak natural ketika melemparkan pertanyaan, terutama jangan sekali-kali menggunakan bahasa formal sehingga nampak aneh dan membuat jarak dengan narasumber.
5. Coba bangun suasana layaknya dua orang sedang ngobrol santai. Bisa dimulai sejak sebelum rekaman dimulai, si pewawancara sudah melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan narasumber. Yakinkan narasumber jangan takut salah dan bisa diulang dengan mudah.
6. Pertanyaan yang diajukan harus jelas dan singkat, sehingga narasumber tidak salah menanggapi.

7. Jangan pernah membuat pertanyaan yang sifatnya mengkonfirmasi saja dan membuat jawabannya sangat pendek dan tidak memberikan informasi apa-apa.
8. Pertanyaannya harus membuat narasumber bercerita, maka bunyi pertanyaannya akan banyak di dominasi oleh “Coba ceritakan pengalamanmu....?” “Bagaimana...? Mengapa? Apa yang kamu rasakan? Dan lain-lain.
9. Untuk menjamin wawancara dengan narasumber terekam dengan baik, pastikan suaranya juga terdengar jelas di kamera. Agar suara terdengar jelas, letak kamera tidak boleh terlalu jauh dari sumber suara. Baik sekali kalau ada microphone eksternal yang bisa diletakkan dekat dengan narasumber.

MEMBUAT B-ROLL

Menempatkan kamera pada situasi di luar subyek yang mendukung gagasan subyek, dan memperkuat gagasan berkait dengan apa yang diceritakannya.
Contoh :
Situasi situasi di sekitar subyek. Foto foto dan gambar gambar pendukung
Rekaman rekaman yang menarik dari lingkungan yang menciptakan suasana : Musik, situasi komikal dan kontras.


GAYA dalam PENYUTRADARAAN

1. Observasional
2. Free handheld kamera
3. Pendekatan jurnalistik. Hand Held, Teleshot observasion


KAMERA SEBAGAI PENA

Dalam film yang baik kamera menjadi kuas yang di-eksplorasi dalam berbagai dimensinya. Tebal dan tipis, halus dan kasar.
Menyampaikan gagasan juga memiliki tujuan untuk MENYENTUH perasaan penontonnya

PROSES PASCA PRODUKSI

Melakukan proses re-konstruksi dari semua materi visual dalam membentuk ide utama dan menyampaikan pesan /gagasan.
Mengarahkan konstruksi unsur suara. Insert dari bahan bahan wawancara, sumber suara B-roll, musik dan lain lain.

sumber: pojokspy.blogspot.com

Video Klip

VIDEO KLIP adalah kumpulan potongan-potongan visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan berdasarkan ketukan-ketukan pada irama lagu, nada, lirik, instrumennya dan penampilan band, kelompok musik untuk mengenalkan dan memasarkan produk (lagu) agar masayarakan dapat mengenal yang selanjutnya membeli kaset, CD, DVD.
Memberikan imbas bagi seluruh stasiun TV untuk mendapatkan pemasukan dari iklan yang membeli tayangannya baik dalam bentuk program musik atau sebagai iklan itu sendiri, bahkan juga memberikan kesempatan bagi seluruh insan muda yang kreatif baik sebagai sutradara atau crew kreatif di dalamnya.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT VIDEO KLIP
1. SIMBOL
Tidak perlu adanya keselarasan antara gambar dan lirik, bahkan seringkali tidak
ada hubungan antar keduanya.
2. VERBAL
Gaya desain penggambaran akan disesuaikan dengan isi lirik (gambar dan lirik saling
menyatu).
UNSUR VIDEO KLIP
1. Bahasa Ritme (irama)
Pelajari birama dulu apakah slow beat, fast beat, middle beat dan coba rasakan
dengan ketukan-ketukan kaki untuk memperoleh tempo yang pas.
2. Bahasa Musikalisasi (instrument musik)
Pembuat Video Klip atau biasa disebut VIDEO CLIPPER haruslah mempunyai
sebuah wawasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan musik baik itu jenis
musik, alat musik, bahkan juga profil band.
3. Bahasa Nada
Perhatikan aransemen nada, diskusikan dengan piñata musiknya tentang aransemen
yang dibuat. Selanjutnya rasakan dengan hati nada-nada tersebut.
4. Bahasa Lirik
Seorang VIDEO CLIPPER dituntut mempunyai sebuah imajinasi visual terhadap
lirik dan lagu walaupun tidaklah harus secara verbal.
Jika ada lirik yang mengungkapkan kata ‘CINTA’ maka sebagai simbolisasi tidak
harus dengan bunga, warna pink, atau hati. Bisa saja berupa kertas (surat), sepatu
butut (cinta tanpa mengenal status social), air (cinta yang mengalir). Atau bahkan
bias dengan tarian kontemporer.
5. Bahasa Performance (penampilan)
Selami karakter pemusik, penyanyi, pemain band baik dari latar belakang
bermusiknya, hingga ke profil fisiknya (hidung, mata, style, fashion dan gerak tubuh).
TEKNIS SEDERHANA PEMBUATAN VIDEO KLIP
1. PENENTUAN LOKASI SYUTING
INDOOR
Indoor on place (café, rumah, gedung pekantoran)
Kebutuhan akan property sedikit lebih simple karena kebutuhan property seperti seperti meja, kursi, lemari, lampu hias, buku, dan sebagainya sudah tersedia. Penambahan property cenderung untuk melengkapi kebutuhan story board.
Indoor Studio
Harus mampu menata, membuat bahkan membangun set design sesuai denga kebutuhan story board. Hal ini menjadikan kemampuan pengembangan estetika seni mendapat peranan besar, karena tudgas seorang piñata artistic haruslah menciptakan bukan memanfaatkan set yang sudah ada.

OUTDOOR
Cenderung memanfaatkan segala property dan nuansa alam yang sudah ada dan cenderung yang lebih banyak diadopsi adalah natural keunikan alam atau lingkungannya (di pantai, pasar, gunung, dsb)

2. STORY BOARD
Dalam memproduksi video klip hal pertama yang harus dituangkan dari konsep adalah STORY BOARD, karena dari story board seorang sutradara video klip dapat mengungkapkan imajinasinya melalui gambar-gambar konsep visual yang bercerita.
Dari story board lah seorang klipper akan lebih mudah berkonsentrasi dalam hal-hal yang bersifat teknis visual, penataan cahaya, penataan artistic, camera angle, ataupun performance sang artis.

3. PERALATAN SYUTING/ PRODUKSI
Peralatan yang dibutuhkan sangat ditentuntukan oleh klip seperti apa yang akan dibikin, hanya saja pasti ada alat utama yang harus ada terutama :
CAMERA dengan kelengkapan seperti tripod, dolly, dolly track, crane.
LIGHTING dengan kelengkapan stang, filter, dsb

4. MEMPERKUAT CREW
Pastikan anda bersama crew dan tim yang kompak dengan dipimpin seorang sutradara dalam pelaksanaan produksinya. Dalam penentuan crew tidak ada patokan berapa jumlahnya. Semuanya sangat tergantung dari produksi itu sendiri seberapa banyak ia membutuhkan tenaga.

5. PENGAMBILAN GAMBARSetiap gambar yang diambil tentunya berdasarkan story board yang telah dibuat. Shot-shot untuk video klip sebenarnya tidak ada aturan khusus secara teknis tetapi dalam instruksi dan istilah-istilah yang dipakai tetap menggunakan aturan secara umum. Misal : Close Up, Medium shot, Cut, Cue, Running, dsb. Hal ini tentunya adalah untuk memudahkan dalam hal pelaksanaan teknis saat pra produksi, produksi dan editing.
6. EDITING
Pada era yang serba digital ini, editing mempunyai peranan yang cukup penting dalam proses akhir produksi sebuah video klip. Bahkan editing juga dapat mengatasi segala keterbatasan alat pada saat produksi untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan story board.
Namun dengan hebatnya teknologi editing yang ada, sebagai seorang video klipper tetap dituntut harus mampu memperoleh produksi semaksimal mungkin tanpa tergantung dari editing.
Selamat berkarya..

sumber: pojokspy.blogspot.com

Feature

Feature adalah jenis berita yang sifatnya ringan dan menghibur. Menjadi seorang penulis feature harus memiliki ketajaman dalam memandang dan menghayati suatu peristiwa. Serta mampu menonjolkan suatu hal yang meski umum namun belum terungkap seutuhnya yaitu sisi humanisme.

BERDASARKAN TIPENYA FEATURE DAPAT DIBEDAKAN MENJADI
1. Feature Human Interest
Langsung menyentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan, simpati). Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, lika-liku kehidupan seorang guru atau dokter di daerah terpencil, atau kisah seorang menimbulkan kejengkelan (Contoh tayangannya : Program kejamnya Dunia, Investigasi, Jendela, Delik, derap Hukum, dll).

2. Feature Pribadi-Pribadi Menarik Atau Feature Biografi
Misalnya riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi atau seorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi (Contoh tayangannya : Program Silet, dll).

3. Feature Perjalanan
Misalnya kunjungan ke tempat bersejarah di dalam ataupun di luar negri, atau ke tempat yang jarang dikunjungi orang. Dalam feature jenis ini, biasanya unsur subjektifitas menonjol, karena biasanya penulisannya yang terlibat langsung dalam peristiwa/perjalanan itu mempergunakan “Aku”, “Saya”, atau “Kami” (sudut pandang ‘Point Of View’ orang pertama) (Contoh tayangannya : Program Menantang batas, Koper & Ransel, dll).

4. Feature Sejarah
Yaitu tulisan tentang peristiwa masa lalu, misalnya peristiwa proklamasi kemerdekaan, atau peristiwa keagamaan, dengan memunculkan “tafsir baru” sehingga tetap terasa aktual untuk masa kini. (Contoh tayangannya : Program Silet, Program Khusus, dll).

5. Feature Petunjuk Praktis (TIPS)Yaitu mengajar keahlian, how to do it. Misalnya tentang memasak, merangkai bunga, membangun rumah, dan sebagainya (contoh tayangan : Program Sisi Lain, Good Morning, dll).

STRUKTUR TULISAN
Menulis Feature tidak ada aturan khusus. Namun demikian, dalam menulis feature, usahakan apa yang ditulis itu tidak monoton. Data yang diungkapkan kuat, detail, fakta, harus ada dan benar. Sebenarnya menulis feature lebih tergantung pada kekuatan menulis atau ketrampilan menulis.

JENIS-JENIS FEATURE
Adapun jenis-jenis feature di antaranya :

1. Feature Berita
Yang lebih banyak mengandung unsur berita berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khalayak. Biasanya merupakan pengembangan dari sebuah straight news. (Contoh tayangan : Program Investigasi, Delik, Sigi 30 menit, dll).

2. Feature Artikel
Yang lebih cenderung segi sastra. Biasanya dikembangkan dari sebuah berita yang tidak aktual lagi atau berkurangnya aktualitasnya. Misalnya, tulisan mengenai suatu keadaan atau kejadian, seseorang suatu hal, suatu pemikiran, tentang ilmu pengetahuan, dan lain-lain yang dikemukakan sebagai laporan (informasi) yang dikemas secara ringan dan menghibur. (contoh tayangan : Program Jakarta Underground (atmosphere) Jejak Malam, Fenomena dll).

sumber: pojokspy.blogspot.com

Creative dan Producer

Dalam industri Media Televisi, ada bermacam-macam istilah dan jabatan Produser seperti Line Producer, News Producer, Supervising Producer, Creative Producer, Producer/Director dll. Walau istilah ini berbeda, namun "job description" nya seringkali sama atau mirip. Tentunya, semua istilah ini disesuaikan dengan Sistem dan Manajemen Penyiaran yang dipakai, apakah memakai American System atau Hongkong System ataupun Mix keduanya. Bahkan, kalau perlu dibuat istilah dan Job Description baru yang sesuai dengan kebutuhan misalnya Segment Producer atau Production Specialist (dipakai oleh VOA).
Namun secara umum, Jenis Produser terbagi dalam 4 kategori
1. Producer who create the content
Ini adalah para kreator dibalik program2x TV drama dan non-drama (variety show, reality show, games, quiz, musik, magazine show,etc). Mereka adalah orang2x kreatif yang berada di departemen Produksi/Content Acara.
2. Producer who manage administration and money
Produser ini dikenal sebagai produser lapangan yang profesional dalam manajemen administrasi (kontrak, proposal, jadwal, dll) dan finansial. Dibutuhkan talent kepemimpinan yang kuat untuk Produser ini.
3. Producer who sell programming and work on marketing
Biasanya Produser ini berada dibawah Departemen Programming atau Marketing. Mereka ini yang membangun dengan kreatif berbagai paket2 program tv agar laku dijual ke sponsor dan disukai publik.
4. Producer who produce News and Sport
Produser ini adalah para Jurnalis Televisi yang mampu memproduksi berita2/feature yang akurat sesuai dengan filosofi dari jurnalistik yaitu aktual dan faktual. Jadi, pengembangan berbagai istilah dari Produser, bebas saja asalkan sesuai dengan kebutuhan dari manajemen siaran yang dipakai....
Reference:
- Get on TV! by Jacqie Jordan, Source book Inc, Naperville > Illinois.2006 - Pengetahuan dan Pengalaman pribadi.

Nah sampai sekarangpun tiap Stasiun TV punya nama sendiri utk job desk tersebut, tp tugas dan fungsinya sama.
Creative dan Producer? Di Departemen Produksi?
Yang pasti dua-duanya sih orang Kreatif, tapi dibedakan pada detil job descriptionnya sesuai dengan sistem penyiaran yang dipakai. Misalnya, di Indosiar dikenal profesi Research Writer -RW-(mirip dengan TVB Hongkong) yang mempunyai Job Description sebagai penulis skenario non-drama. RW ini adalah orang kreatif yang menciptakan berbagai ide2 program televisi untuk Variety SHow, Quiz, Musik,GameShow, Talk Show,Magazine,Reality TV, dsb. Tugasnya merancang program yang bisa dijual ke iklan. Nah, seorang RW mempunyai karir meningkat sebagai Supervisor Produksi hingga Executive Producer. Tapi tidak menjadi Producer karena di Indosiar, seorang producer juga merangkap sebagai seorang Program Director (Pengarah Acara), dan jabatan ini disebut Producer/Director. Jadi, dalam sebuah produksi maka Producer/Director bekerjasama dengan Research Writer untuk menciptakan sebuah karya kretif. Dengan kata lain, Producer/Director bertanggung jawab pada teknis dan artistik visual, sedangkan Research Writer bertanggung jawab pada content, skenario dan flow acara....
Sementara di RCTI, sistemnya berbeda lagi. Seorang Produser belum tentu adalah seorang Program Director. Sedangkan untuk creative content, Producer dibantu oleh tim kreatif yang juga bertugas menulis skenario. Mereka kemudian merancang program pada saat Pra Produksi, sedangkan saat produksi, Producer menyerahkan kepada Program Director.... Sistem ini mirip dengan sistem di TV broadcast Amerika. Sedangkan untuk TV Kabel, sistemnya lebih lentur karena jumlah SDMnya terbatas....

Lalu mengapa harus ada Partner: Creative dan Producer? Ini sebenarnya adalah bentuk simplifikasi dari "Triangle Production System: Producer, Scenario, Director". Produser dipegang oleh produser, Scenario dipegang orang Creative dan Program Director dipegang oleh Producer atau PD lain. Berbeda dengan FILM, dalam televisi semuanya bersifat industrial sehingga seorang produser bisa saja menghandle lebih dari 5 acara tv setiap minggu. Demikian juga dengan orang kreatif. Sementara PD,biasanya malah Pool PD, alias jadwal syuting seminggu berdasarkan assignment. Jadi bisa saja dalam seminggu seorang PD mengerjakan 10 program televisi mulai dari musik, sport sampai acara Mimbar Agama....

sumber: pojokspy.blogspot.com

Film dan Ilusi

Ilusi. Secara material film terdiri atau dibangun oleh gambar-gambar dan bukan secara seluloid. Gambar-gambar ini menimbulkan ilusi yang kuat sekali pada kita bahwa apa yang diproyeksikan pada layar sungguh-sungguh kenyataan. Ini disebabkan karena gambar-gambar itu berbeda dengan gambar-gambar pada seni lukis misalnya, tapi merupakan gambar-gambar mekanis (dibuat oleh dan dengan suatu mekanik). Sifat utama dari gambar atau imaji (image) itu adalah sifat reproduktifnya.

Proyeksi dan photogenic. Ilusi tadi bisa timbul secara kuat pada kita karena tidak saja besarnya obyektivitas yang terdapat pada pernyataan sinematografi itu, tapi juga pada aktivitas penonton sendiri dalam mengandaikan berbagai pikiran dan motivasi yang berada pada gambar-gambar yang disaksikan. Gambar-gambar atau imaji-imaji itu tidak saja diproyeksikan oleh sebuah proyektor, tapi juga merupakan proyeksi dari kehidupan batiniah dari penontonnya.

Dunia virtual. Imaji atau gambar film mempunyai ketigadimensionalan dari gambar dalam kaca atau cermin. Perbedaannya dengan ketidakdimensionalan dari ruang yang nyata hanya terletak pada “virtualitasnya”. Kalau kita lupa bahwa layar proyeksi mempunyai batas (berbingkai), maka hilanglah batas antara ruang bioskop dan ruang filmis (ruang yang terdapat pada gambar-gambar di layar). Kamera yang berpindah-pindah tempat sewaktu syuting, menyingkapkan berbagai segi dari ruang yang sebenarnya, dimana kejadian filmis itu terjadi. Karena ketika kesadaran akan batas ruang itu hilang, maka kita (penonton) masuk ke dalam ruang filmis tersebut hilang.

Waktu filmis. Karena imaji-imaji filmis ini menimbulkan ilusi tentang kenyataan karena ketigadimensionalannya dan gerak yang ada padanya, maka imaji inipun mempunyai dimensi waktu, berlangsungnya waktu serta tangga waktu merupakan segi-segi dari waktu filmis tersebut. Film yang baik senantiasa menimbulkan ilusi bahwa kejadian filmis itu berlangsung dalam batas waktu yang pasti lebih lama dari waktu kita menonton. Masa lampau, masa kini dan bahkan masa nanti dapat dialami dalam waktu yang singkat (misalnya melaui flashback dan sebagainya).

Proyeksi dan identifikasi. Yang dimaksud dengan proyeksi adalah proses penonton masuk ke dalam kejadian filmis yang ia lihat dilayar. Sedangkan identifikasi merupakan suatu proses penonton menyerap kejadian di layar dalam dirinya.

Penghayatan filmis. Dalam mengalami dan menghayati film terjadi proyeksi dan identifikasi. Proses ini memiliki tiga segi, yaitu : proyeksi dan identifikasi optik (imaji-imaji filmis yang dilihat pada layar, dilihat penonton melalui lensa kamera), proyeksi dan identifikasi emosional (melalui identifikasi optik ini terjadi identifikasi dan proyeksi emosional. Perpindahan kamera dalam menyingkapkan ruang kejadian filmis itu berlangsung secara logis dan bermotivasi, sebagaimana yang telah dikemukakan), proyeksi dan identifikasi imajiner (kenyataan pada saat penonton melihat film, secara imajinatif penonton berada di antara tokoh-tokoh dan benda-benda dalam ruang filmis itu, dan bahwa sewaktu-waktu ia melihat kejadian-kejadian dalam ruang itu melalui penglihatan salah seorang tokoh).
Jadi, imaji-imaji film pada layar membangun suatu realitas imajiner, suatu titik pertemuan antara dunia luar dengan dunia “batiniah” dari penonton. Film menjadi semacam stasiun antara kenyataan dan imajinasi. Sifat paradoksal dari film ini memungkinkan kontak antara penonton dan universum film. Suatu kontak dimana penonton sekaligus menghayati dirinya sebagai outsider dan insider

Sumber : pojokspy.blogspot.com

Elemen warna dalam seni visual

Dalam seni Visual, ada tiga elemen dasar yang paling penting untuk menciptakan sebuah karya visualisasi yang mengekplorasi imajinasi kreatif manusia. Ketiga elemen dasar visual tersebut adalah Color(warna), Shape (bentuk) dan Texture (tekstur). Ketiganya menyatu dalam kombinasi yang diciptakan oleh para Filmmaker dan TV maker untuk dapat memberikan rasa keindahan bagi penikmatnya/penontonnya.
Nah, dalam industri televisi dan film, elemen Warna seringkali menjadi perdebatan karena warna sangat erat hubungannya dengan referensi, kombinasi dan percampuran. Nah, kali ini penulis mencoba mengingatkan kita semua darimana warna dasar untuk Televisi berasal?
Warna putih sebagai Color Reference adalah percampuran antara warnaMerah (30%), Hijau (59%) dan Biru (11%).
Itulah mengapa "WhiteBalance" dilakukan pada kamera dengan menggunakan objek berwarna putih. Ini terjadi karena sinyal warna putih akan selalu berubah tergantung dari kondisi pencahayaan dan suhu yang berbeda yaitu DayLight atau Tungsten.
Warna Percampuran lain adalah:
Yellow = Red + Green
Magenta= Red + Blue
Cyan = Green + Blue
Sedangkan "the word of RGB (Red, Green, Blue)" juga mempunyai arti. Mengapa kita menyebutnya sebagai RGB? bukan GBR atau BRG? ini ada hubungannya dengan Human Skin Tones dimana warna kulit manusia didominasi oleh elemen warna Red (Merah), lalu Green (Hijau) dan terakhir Blue (Biru). Atau sering dikenal dengan rumus R>G>B. Itulah mengapa dalam teknik Chroma Key digunakan latar belakang warna biruatau hijau bukan merah.Warna Hitam saat ini telah menjadi "the color of cool".
Hitam adalah warna penegas, pemberontak, klasik, elegan, tanpa kompromi, dan berbagai sebutan lainnya. Bahkan kedua elemen visual Shape (Bentuk) dan Texture (Teksture) sangat dipengaruhi oleh warna hitam. Lihat saja Play Station 2, iPOD, Handphone, Laptop, dsb menjadi lebih indah dengan warna hitam.
Tulisan ini ditulis dari berbagai referensi Create Magazine, Buku2xproduksi televisi dan pengetahuan pribadi.
Semoga bermanfaat untuk anda.

Sumber : pojokspy.blogspot.com

Teknik Live Reporting

Daya tarik televisi sebagai media sebagian sangat tergantung pada kemampuannya untuk menayangkan sebuah event secara langsung. Menariknya siaran live, tidak hanya karena pada unsur partisipasi dan kehadiran stasiun tersebut pada event yang dimaksud, tapi pada asumsi yang dimunculkan, bahwa apa yang kita saksikan tak termediasi, tak terkontaminasi dan akurat. Oleh karena itu kemampuan Live Report sangat penting. Live Report menggabungkan konsep program berita dan reality show.
Dibawah ini beberapa tips untuk menghasilkan Live Report yang baik
1. Pre – Reporting Preparation
- Check and Re-check, kebenaran even/topic yang menjadi subyek laporan. Mencakup
(waktu, tempat dan nara sumber)
- Lakukan riset bahan melalui telpon, internet ataupun media lainnya.
- Persiapan personal dan teknis.
2. On Location
- Kumpulkan semua informasi dan data awal yang didapat dari lapangan
- Get ambiance of the venue
- Pastikan anda tidak menghadapi kendala teknis ketika ”on air”.
- Bekerjalah dengan efektif dan efesien, ” time is everything ” here.
3. 30 detik sebelum On air
- Pastikan anda merasa nyaman dengan suasana tempat anda akan melaporkan dan anda
nyaman dengan diri anda sendiri
- Anda memiliki semua materi siaran dan menguasainya
- Anda percaya diri dengan penampilan anda
- Fokuskan pikiran anda pada materi laporan, bukan pada yang lain
- Menghafal atau pointers
- Use effective and appropriate non verbal language ( mimic, gesture, head movement and off
course … smile)
- Jangan pernah lupa memberikan atribusi untuk data yang anda kutip.

sumber : pojokspy.blogspot.com

Struktur Film

Alur cerita (plot) adalah penjabaran dari cerita sebuah film, terdiri dari rentetan-rentetan kejadian bermotivasi dan berhubungan secara sebab-akibat. Struktur menanjak kepada cara untuk menyusun dan mengintegrasikan kejadian-kejadian dari plot tersebut.
(Haug P. Manogian : The Filmmaker’s Art, New York London, hal 30)

Esensi dari struktur film terletak pada pengaturan berbagai unit cerita atau ide sedemikian rupa sehingga bisa dipahami. Struktur adalah blueprint; kerangka desain yang menyatukan berbagai unsur film dan merepresentasikan jalan pikiran dari pembuat film. Struktur terdapat dalam semua bentuk karya seni. Pada film ia mengikat aksi (action)`dan ide menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Struktur yang baik adalah struktur yang sederhana tapi penuh relief. Penyusunan pikiran dan perasaan si seniman film ditentukan oleh faktor-faktor :
1. keutuhan (semua unsur dalam film mesti bertalian dengan subyek utamanya.
2. ketergabungan (harus berhubungan antar unsur, dan menunjukkan kesimpulan).
3. tekanan (tekanan akan menentukan posisi dari unit-unit utama dan sampingan film) .
4. interes (berhubungan dengan “isi” dari setiap unit).
Struktur film terdiri dari struktur lahiriah dan struktur batiniah.
Dalam struktur lahiriah, terdapat unsur-unsur atau unit-unit yang membangun yaitu : shot; dapat dirumuskan sebagai peristiwa yang direkam oleh film tanpa interupsi. Unsur berikutnya adalah scene atau adegan; scene terbentuk apabila beberapa shot disusun secara berarti dan menimbulkan suatu pengertian yang lebih luas tapi utuh.
Banyaknya shot, panjang pendeknya shot dalam sebuah adegan akan menentukan ritme dari adegan itu. Selain shot dan scene, adapula sequence atau babak; babak terbentuk apabila beberapa adegan disusun secara berarti dan logis. Babak memiliki ritme permulaan, pengembangan dan akhir.
Struktur batiniah ditentukan oleh sejumlah unsur :
1. Eksposisi (keterangan tentang temoat, waktu, suasana, watak)
2. Point of attack (konfrontasi awal dari kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan)
3. Komplikasi (menuturkan keterlibatan-keterlibatan antar unsur pendukung cerita)
4. Discovery / penemuan (informasi-informasi baru dalam pertengahan cerita)
5. Reversal / pembalikan (terjadinya komplikasi baru antar pendukung cerita)
6. Konflik (perbenturan antara kekuatan-kekuatan yang bertentangan)
7. Rising Action (pengungkapan pengembangan plot utam)
8. Krisis (timbul apabila komplikasi-komplikasi menuntut keputusan penting dari tokoh)
9. Klimaks (puncak paling tinggi dari semua ketegangan dan intensitas. Biasanya timbul
bersamaan dengan krisis)
10. Falling action (klimaks menurun dan menuju kesimpulan)
11. Kesimpulan (tahap semua pertanyaan dijawab, masalah utama dipecahkan dan diatasi. Dalam cerita tragedi disebut katarsis, dan happy end dalam suatu komedi.)

Sumber : pojokspy.blogspot.com

Sinematografi

Tentang Sinematografi
Sejarah sinematografi sangat panjang, namun di sini tidak akan dibahas tentang “perjalanan” sinematografi dari awal. Kemajuan teknologi akan terus berkembang, demikian juga dengan teknologi sinematografi, sehingga kini dikenal dengan sinematografi digital. Kemajuan ini tentu saja akan lebih memudahkan para sineas dalam berkarya. Sebelum lebih lanjut membahas sinematografi, baiknya kita fahami dulu makna dari sinematografi itu sendiri. Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris cinematograhy yang berasal dari bahasa latin kinema ‘gambar‘. Sinematografi sebagai ilmu serapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung gabungkan gambar tersebut hingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide.

Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannya pun mirip. Perbedaannya fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar.Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik rangkaian gambar atau dalam senematografi disebut montase atau montage.

D.O.P
D.O.P atau Director of Photography adalah seorang seniman yang melukis dengan cahaya. Dia harus familiar dengan komposisi dan semua aspek teknik pengendalian kamera dan biasanya dipanggil untuk menyelesaikan permasalahan teknis yang muncul selama perekaman film. D.O.P sangat jarang mengoperasikan kamera. Kerja D.O.P sangat dekat dengan sutradara untuk mengarahkan teknik pencahayaan dan jangkauan kamera untuk setiap pengambilan gambar. “Itu adalah salah satu alasan utama kita untuk berusaha mendapatkan uang untuk menjadi entertain. Karena jika bukan untuk bakat dan pengetahuan sinematografer tidak ada jalan untuk membuat dunia kata-kata penulis kedalam gambar yang bisa dilihat oleh semua orang” demikian kata Sinematografer Michael Benson.

Banyak orang berpikir bahwa sutradara mengatur seorang aktor apa yang harus dia lakukan dan D.O.P mengambil gambar. Ini benar, tetapi ada banyak lagi proses selain hal tersebut. Perubahan dari script ke dalam layar lebar adalah melalui lensa seorang D.O.P. Pembuatan film adalah bekerja bersama dengan apa yang ada disana, dan memfilter apa yang ada disini melalui suatu alat yang disebut kamera. Sampai frame pertama digunakan, ini hanyalah sebuah kontrak, ide, konsep, script dan harapan.

Sinematografi tidaklah hanya melihat melalui kamera dan mengambil gambar. Namun tentu saja memerlukan mata yang tajam dan imaginasi yang kreatif. Ini juga memerlukan pengetahuan tentang kimia dan fisika, persepsi sensor yang tepat dan tetap fokus kepada detail. Hampir dari semua itu memerlukan kemampuan untuk memimpin dan juga mendengar, untuk menjadi bagian dari tim kreatif dan proses, dapat dengan memberikan saran yang membangun dan kritis. Sinematografer memerlukan waktu yang panjang dalam pekerjaannya dan memerlukan pengamat, waktu yang pendek untuk masuk ke dunia yang baru

Bekerja dengan Sutradara
Tanggung jawab utama dari D.O.P adalah untuk menciptakan jiwa dan perasaan dalam gambar dengan pencahayaan mereka. Tergantung kepada gaya sutradara, anda dapat memutuskan untuk memilih penampilan film anda sendiri, atau, biasanya setelah meeting dengan sutradara dan biasanya dilakukan bagian artistik yang anda pilih untuk mengatur teknik pencahayaan yang sesuai. Atau sutradara memiliki ide sendiri seperti apa bentuk film ini dan ini akan menjadi tugas D.O.P untuk memenuhi keinginan ini. Semua jalan kerja yang berbeda-beda ini hanyalah panduan yang menyenangkan dalam usaha untuk memenuhi harapan sutradara dan memberikan apa yang dia inginkan dan semoga memberikan kebanggaan dan kesetiaan seorang sutradara.

Sutradara dan sinematografer seharusnya secara konstan berdiskusi tentang angle kamera, warna, pencahayaan, blocking dan pergerakan kamera. Sutradara tahu apa yang dia inginkan. Bagaimana dia mengerjakan ini biasanya tergantung kepada sinematografer. Sinematografer menawarkan ide dan menerima penolakan. Sutradara adalah kapten dari kapal. Seberapa banyak atau sebatas mana kolaborasi yang dia inginkan adalah keputusannya
Sinematografer Darius Khondji mengatakan ”Saya melihat pekerjaan saya adalah untuk membantu director dalam memvisualisasikan film. Ini akan menjadi proses yang terus-menerus, ada banyak hubungan dengan sutradarara tidak hanya sebatas profesional, sering kali menjadi teman dekat dalam kolaborasi kami. “

“Sebagai seorang manager, saya mempelajari banyak hal tentang bagaimana mengatur orang. Saya belajar bagaimana merencanakan dan apa peran penting sebuah tim. Saya belajar cara menangani lokasi, bekerja sebagai AD, mengendarai mobil, dan sebagian pertunjukan, bahkan sebagai pemegang kunci. Semua posisi adalah pelajaran yang tidak ternilai,” kata Neil Roach.
Salah satu pelajaran terpenting yang telah dipelajari Neil Roach sepanjang karirnya tentang pembuatan film adalah mengenai kolaborasi. “Saat anda bekerja dengan sutradara yang tepat, anda dapat menghasilkan kerja yang menakjubkan” Dia berkata, “Tidak menjadi masalah dengan sutradara, yang harus anda lakukan adalah anda bekerja yang terbaik. Karena tugas alami seorang kameramen adalah selalu berkata ‘tidak’. Tidak, anda menginginkan terlalu banyak cahaya. Atau ‘tidak’ anda tidak dapat melakukan ini dan itu. Dalam hati, saya selalu menggambarkan ini untuk menyenangkan diri saya sendiri, dan memperoleh apa yang saya inginkan pada waktu yang sama, memberikan pegawai apapun yang mereka inginkan.”
Sebagai seorang kepala departemen senior, D.O.P diharapkan dapat menjadi contoh keseluruhan unit. Sering kali hanya individu dari sinematografer yang bekerja sebatas kualitas fotografi saja. Ketepatan waktu, perilaku kru, pakaian, kesopanan semua menjadi satu, setidaknya bagian dari D.O.P sehingga mereka menetapkan standar profesional untuk setiap kru. D.O.P bertangung jawab untuk semua hal yang berkaitan dengan fotografi pencahayaan film , exposure, komposisi, kebersihan, dll, yang semua itu adalah tanggung jawab mereka
“Operator kamera memainkan peran yang terpenting dalam membuat film dengan sutradara. Seorang operator pemula akan tidak percaya diri dengan sutradara. Ada segitiga sutradara, kamera (dan operator) , serta aktor” Michael Benson menjelaskan “Saat segitiga tersebut rusak, jalur komunikasi juga akan rusak. Ini dapat menjadi berbagai bentuk, tetapi segitiga tersebut adalah hal terpenting dari film dan pencerita dapat berafiliasi dengan ini. Operator adalah orang yang tahu jika suatu pengambilan sudah fokus. Saat ini ada suatu kesalahan bahwa teknologi dapat membetulkannya. Tetapi jika pengambilan tidak fokus, tidak ada teknologi yang dapat merubah supaya fokus”

Grip
Grip bertanggung jawab pada dolly track dan semua gerakan yang dilakukannya. Dia juga bertanggung jawab untuk memindahkan tripod untuk setup selanjutnya: focus puller biasanya bersama dengan kamera. Salah satu hal terpenting adalah kamera tidak boleh dipindahkan saat dia masih berada di tripod. Grip juga bertanggung jawab terhadap gedung, atau mengatur gedung, mengawasi gedung, setiap konstruksi yang diperlukan untuk mendukung jalur atau pergerakan kereta supaya bisa berjalan. Tingkat dan kerataan kerja dorongan track adalah kunci sukses pengambilan gambar. Perawatan jalur dolly dan peralatannya adalah tugas grip. Mereka akan sering membangun atau membuat beberapa hal kecil untuk memperbaiki kamera di hampir setiap objek

Gaffer
Gaffer adalah seorang kepada elektrik dan akan bekerja langsung dengan D.O.P. Beberapa D.O.P akan menentukan bentuknya dan pintu gudang dan yang tidak dia inginkan- ini tergantung kepada bagaimana mereka ingin bekerja bersama, Sering D.O.P akan dekat dengan gaffer daripada anggota kru lain. Mereka sangat vital untuk kesuksesannya
Sejak pertama kali sinematografer Ward Russell “naik“ menjadi Director Photography, dia memberikan nasihat kepada gaffernya “Saya selalu memberitahukan kamu bahwa kamu dapat belajar dari bayangan daripada dengan melihat cahaya Anda dapat mengatakan arah, kelembutan, intensitas, dan perbandingan kepada bayangan. Bayangan memberikan kamu kontras dan kontras yang memberikan kamu bentuk dan drama. Exposure saya selalu sesuai, tidak lebih, seberapa detail saya ingin melihat dalam bayangan sama dengan seberapa terang saya ingin dari cahaya. Untuk saya, sekali anda memiliki titik yang tepat untuk cahaya, proses kreatifnya adalah seberapa banyak cahaya yang dapat anda ambil“

Kamera Film
Manusia telah dibohongi oleh film selama berabad-abad. Salah satu alasannya adalah oleh satu peralatan kecil sederhana (yang juga merupakan peralatan dasar sinematografer), kamera film, untuk merekam langsung dari imaginasi kita. Hal pokok dari kamera film adalah beberapa kotak, salah satunya dengan lensa di depan dan mekanisme yang dapat ditarik sesuai dengan lama film setidaknya enam belas kali setiap detik.
Hal lainnya memiliki panjang yang sesuai untuk mekanisme film, dengan ruang yang tersisa untuk mengambil gambar setelah exposure. Saat gambar-gambar dari alat ini diproyeksikan oleh mekanisme yang sesuai, mereka memberikan representasi dari scene asli dengan semua pergerakannya yang ada didalamnya untuk ditampilkan dengan benar.

Bagian mesin yang sangat tepat ini memiliki sejumlah fungsi, yang masing-masing memerlukan pemahaman dan perawatan, dari kamera untuk tetap menghasilkan yang terbaik dan konsisten. Seorang kameramen pemula harus mencoba untuk familiar dengan itu semua dan nyaman dengan pengoperasian kamera, sehingga dia dapat berkonsentrasi untuk aspek kreatif dari cinematography. Pergerakan mekanisme film adalah berbeda dengan kamera saat hanya sebagai sebuah kamera. Ilusi dari pergerakan gambar diciptakan oleh pergantian fotografi yang cepat.

Menghasilkan gambar yang bergerak cepat dengan panjang tertentu dari gambar yang ada adalah yang menjadi perhatian dari pandangan manusia. Jika gambar dipancarkan ke retina, mata manusia akan melihat gambar, singkatnya, secara keseluruhan dan seterusnya, untuk periode yang singkat, gambar akan tetap berada di dalam manusia saat menjadi redup atau menghilang.

Jika gambar kedua ditembakkan ke retina manusia akan dapat melihat dua gambar yang berkelanjutan tanpa ada sorotan yang pertama.. Proses flashing gambar yang berkelanjutan ini akan membuat otak menganggap tidak ada jarak antara dua gambar tersebut dan pergerakannya lembut. Laju flashing gambar ke mata adalah sepuluh flash setiap detiknya, dalam laju ini efek kedip akan tidak terasa. Hanya di sekitar enam belas atau delapan belas gambar baru per detik yang menyebabkan pergerakan dianggap sebagai suatu pergerakan yang dapat diterima dan efek kedip dapat dikurangi sampai ke titik yang dapat diabaikan.

Seiring pergantian abad, laju frame menjadi 18 frame per detik (fps) menjadi sesuatu yang umum. Saat ini baik kamera dan proyektor masih dengan tuas tangan dan memiliki kecepatan 2 putaran per detik yang akan menghasilkan laju frame, yang sangat nyaman.

Sumber : pojokspy.blogspot.com

Selasa, 16 Desember 2008

Definisi Iklan, Efek dan Iklan Korporat

Definisi Iklan

Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan.
Sedangkan menurut Paul Copley, advertising is by and large seen as an art – the art of persuasion – and can be defined as any paid for communication designed to inform and/ or persuade. Dimana iklan adalah sebuah seni dari persuasi dan dapat didefinisikan sebagai desain komunikasi yang dibiayai untuk meninformasikan dan atau membujuk.
Dari beberapa pengertian diatas, pada dasarnya iklan merupakan sarana komunikasi yang digunakan komunikator dalam hal ini perusahaan atau produsen untuk menyampaikan informasi tentang barang atau jasa kepada publik, khususnya pelanggannya melalui suatu media massa. Selain itu, semua iklan dibuat dengan tujuan yang sama yaitu untuk memberi informasi dan membujuk para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di iklan tersebut, dapat berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan.

Peranan Iklan
“Advertising can be used to build up a long-term image for a product or trigger quick sales ”. Artinya, iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang untuk suatu produk atau sebagai pemicu penjualan-penjualan cepat. Disadari atau tidak, iklan dapat berpengaruh tetapi juga dapat berlalu begitu cepat. Iklan sangat unik karena iklan dapat mencapai tujuan meskipun disampaikan dengan panjang lebar dan terkadang membingungkan. Karena kita membayar iklan maka kita dapat memilih media yang sesuai untuk pemasangan atau penayangan iklan, sehingga pesan di dalamnya dapat sampai pada kelompok sasaran yang dituju.

Iklan televisi mengambil peran penting, dalam :
1. Membangun dan mengembangkan citra positif bagi suatu perusahaan dan produk yang dihasilkan, melalui proses sosialisasi yang terencana dan tertata dengan baik.
2. Membentuk publik opini yang positif terhadap perusahaan atau produk tersebut.
3. Mengembangkan kepercayaan masyarakat terhadap produk konsumsi dan perusahaan yang memproduksinya.
4. Menjalin komunikasi secara efektif dan efisien dengan masyarakat luas, sehingga dapat terbentuk pemahaman dan pengertian yang sama terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan pada masyarakat oleh perusahaan tersebut. Mengembangkan alih pengetahuan tentang suatu perusahaan yang memungkinkan masyarakat memiliki simpati, empati, dan bahkan dalam kaitanya dengan kegiatan go public merasa ikut memilikinya.

Karakteristik Daya Tarik Iklan
Daya tarik iklan mempunyai karakteristik sebagai berikut :

Bermakna, menunjukkan manfaat yang membuat produk itu lebih diinginkan atau lebih menarik konsumen.
Dapat dipercaya, konsumen harus percaya bahwa produk atau jasa akan memberikan manfaat yang dijanjikan.
Khas, harus menjelaskan mengapa produk itu lebih baik ketimbang merek pesaing.

Elemen-Elemen Iklan
Untuk mengetahui apakah iklan suatu produk sesuai dengan keinginan atau dapat menarik perhatian masyarakat maka diperlukan elemen-elemen iklan sebagai berikut :

Elemen heard words
Maksudnya adalah kata-kata yang terdengar dalam iklan yang dapat membuat audiens semakin mengerti akan maksud pesan iklan yang disampaikan.

Elemen music
Maksudnya adalah musik yang terdapat dalam tayangan iklan termasuk iringan musik maupun lagu yang ditampilkan.

Elemen seen words
Maksudnya adalah kata-kata yang terlihat pada tayangan iklan yang dapat mempengaruhi benak pemirsa.

Elemen picture
Maksudnya adalah gambar atau tayangan iklan meliputi obyek yang digunakan, figur yang digunakan, adegan yang ditampilkan.

Elemen colour
Maksudnya adalah komposisi atau keserasian warna gambar serta pengaturan cahaya yang terdapat dalam tampilan tayangan iklan.

Elemen movement
Maksudnya adalah gerakan yang ada terlihat pada tayangan iklan yang dapat mempengaruhi emosi seseorang untuk larut di dalamnya meliputi fragmen cerita dari adegan yang ditampilkan.

Efek Iklan
Suatu iklan baik komersil maupun korporat dipublikasikan tentunya diharapkan untuk memiliki suatu pengaruh atau efek. Efek iklan menurut Hierarchy of effects’ steps :

The message (pesan)
Messages are sent / put unto effect (pesan disampaikan)
The messages are received (pesan diterima)
Understandings are taken from them (pesan mulai dimengerti)
The effects of these understandings on thought andattitude take place
(pengaruh dari pengertian tersebut diimplementasikan melalui pemikiran dan sikap)
A change behaviour follows (ada perubahan sikap yang mengikuti)

Definisi Citra

Citra (image) adalah kesan, perasan, gambaran dari publik terhadap perusahaan ; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi .
Teori citra di atas digunakan karena memiliki hubungan yang erat dengan iklan korporat itu sendiri. Telah diketahui bahwa iklan korporat memiliki tujuan untuk menciptakan citra yang positif bagi khalayak umum.

Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa modern. Sedangkan media yang dimaksudkan adalah surat kabar, televisi, radio dan lain sebagainya. Keunggulan komunikasi melalui media massa adalah dapat disampaikan secara serempak kepada khlayak.

Kekuatan Media Massa Televisi
Kekuatan media massa televisi dibandingkan dengan media massa lainnya Efisiensi biaya; televisi mampu menjangkau masyarakat yang sangat luas.
Kelebihan ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap orang.
Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya.
Dampak yang kuat; iklan di televisi sampai di pemirsa dalam bentuk audio visual. Kreatifitas pengiklan lebih dapat dieksploitasi dan dioptimalkan dengan mengkombinasikan gerak, keindahan, kecantikan, suara, musik, drama, warna, humor, maupun ketegangan.
Pengaruh yang kuat; kebanyakan pemirsa melewatkan waktunya di depan televisi yang merupakan sarana hiburan, sumber berita, sarana pendidikan, dll.

Sebagaimana kebanyakan pembeli, pemirsa televisi lebih cenderung memilih produk yang diiklankan di televisi daripada produk yang tidak mereka kenal.
Yang menjadi penekanan pada penelitian ini adalah poin kekuatan media massa televisi nomor dua dan tiga, yaitu televisi adalah suatu alat komunikasi yang memiliki pengaruh dimana objek penelitian yang diteliti juga dipublikasikan melalui media massa televisi.

Iklan Sebagai Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa
Menurut Tilman dan Kirkpatrick iklan merupakan komunikasi massa yang menawarkan janji kepada konsumen. Melalui pesan yang informatif sekaligus persuasif menjanjikan tentang adanya barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan, tempat memperolehnya dan kualitas barang dan jasa.
Menurut Wright iklan merupakan media komunikasi massa. Pembedaan iklan dengan teknik komunikasi pemasaran yang lain adalah komunikasi yang non-personal, jadi iklan memakai media dengan menyewa ruang dan waktu. Disamping itu peranan iklan antara lain dirancang untuk memberikan saran pada orang supaya mereka membeli suatu produk tertentu membentuk hasrat memiliknya dengan mengkonsumsinya secara tepat.

Media Exposure
Menurut Rosengren, terpaan tayangan adalah penggunaan media oleh khalayak yang meliputi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media, media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.
Selain itu model difusi informasi juga menyatakan bahwa salah satu saluran komunikasi yang penting adalah media massa. Karena itu, model difusi informasi mengasumsikan bahwa media massa mempunyai efek yang berbeda-beda pada titik-titik waktu yang berlainan, mulai darimenimbulkan tahu sampai mempengaruhi adopsi atau rejeksi.
Terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan atau longevity. Frekuensi penggunaan media mengumpulkan data khalayak tentang berapa kali sehari seorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program harian), berapa kali dalam sebulan seorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan).

Audiens
Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Dalam sosiologi komunikasi massa, penerima atau audiens adalah mereka yang menjadi khalayak dari media massa yang bersangkutan, dimana khalayak tersebut di atas bersifat luas, heterogen dan anonim.
Pada awalnya, audiens adalah sekumpulan penonton drama, permainan dan tontonan. Audiens biasanya berjumlah besar dibanding dengan keseluruhan populasi dan berbagai perkumpulan sosial biasa. Dengan demikian, audiens adalah pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu tertentu, dan terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarela sesuai dengan harapan tertentu bagi masalah menikmati, mengagumi, mempelajari,
merasa gembira, tegang, kasihan atau lega.

Pengertian dan Ciri Iklan Korporat
Iklan korporat didefinisikan sebagai sebuah media yang telah dibayar untuk lebih berupaya dalam memberikan keuntungan bagi citra suatu perusahaan daripada hanya sekedar produk atau jasa yang ditawarkan. Beberapa orang mengatakan bahwa iklan korporat merupakan salah satu bentuk Public Relations atau Corporate Communications yang dibayar dan mempunyai penekananan pada cara sebuah organisasi bisa menggunakan media massa untuk meningkatkan citra.
Menurut Publisher Information Bureau (PIB) sebuah iklan dapat dikatakan sebagai iklan korporat jika mempunyai satu atau lebih dari ciri-ciri sebagai berikut:
Mempunyai unsur mendidik, menginformasikan, menanamkan kesan pada publik berkenaan dengan kebijakan perusahaan, fungsi perusahaan, fasilitas perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan, cita-cita perusahaan, dan standarstandar yang berlaku di dalam perusahaan tersebut.
Mempunyai maksud untuk membangun opini yang menguntungkan tentang perusahaan dengan menekankan pada kompetensi manajemen perusahaan, unsur-unsur ilmiah dan alamiah yang digunakan perusahaan, keahlian yang digunakan dalam perusahaan, perkembangan teknologi perusahaan, pengembangan produk, kontribusi perusahaan terhadap perkembangan
masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. Dan di sisi lain, dapat menutup opini yang tidak menguntungkan serta mencegah sikap-sikap yang negatif terhadap perusahaan.

Membangun kualitas investasi akan keamanan dan kestabilan perusahaan atau untuk meningkatkan struktur keuangan perusahaan.
Mempunyai niat untuk “menjual” perusahaan sebagai tempat yang baik untuk dijadikan temapat mata pencaharian. Seringkali, iklan korporat dirancang seakan-akan meminta para lulusan perguruan tinggi atau orang dengan kemampuan tertentu untuk bekerja di perusahaan tersebut.

Tujuan Iklan Korporat
Iklan korporat dirancang dengan dua tujuan akhir, yaitu :
1. Menciptakan citra yang positif bagi perusahaan.
2. Mengkomunikasikan sudut pandang organisasi terhadap sosial, bisnis, dan permasalahan lingkungan.

Aplikasi tujuan yang lebih khusus adalah :
1. Menaikkan atau mendorong motivasi kerja pegawai dan melancarkan hubungan dengan para tenaga kerja.
2. Membantu mengurangi kebingungan para konsumen dan menjawab pertanyaan penanam modal terhadap suatu sistem yang baru diberlakukan dalam perusahaan.
3. Membantu dalam mengadakan pembedaan perusahaan yang berdiri.
4. Memperkenalkan identitas perusahaan induk lebih dari sekedar bersandar semata-mata pada nama produk.
Tujuan-tujuan dari iklan korporat di atas mengindikasikan bahwa iklan korporat mempunyai dua sasaran yaitu publik internal dan publik eksternal secara sekaligus serta terlibat dalam mempromosikan organisasi sesuai dengan maksud yang telah menjadi ide dasar iklan korporat yang telah ditentukan sebelumnya.

Jenis Iklan Korporat
Ada tiga jenis iklan korporat yang paling dasar, yaitu:

Iklan Citra Korporat (Corporate Image Advertising)
Iklan citra korporat merupakan iklan korporat yang menjalankan fungsi menaikkan citra perusahaan di mata publik baik internal maupun eksternal.
Ketika sebuah perusahaan memiliki usaha untuk menaikkan citra perusahaan secara keseluruhan akan mempengaruhi kecenderungan konsumen dalam memilih produk. Tetapi hal yang membedakan di sini adalah iklan citra korporat tidak dirancang untuk secara langsung dan dalam waktu yang singkat dapat mempengaruhi produk pilihan konsumen, tetapi kebanyakan iklan citra korporat bermaksud untuk citra secara umum dan menguntungkan bagi perusahaan.

Iklan Pembelaan/Sokongan (Advocay Advertising)
Iklan korporat jenis ini mempunyai misi untuk berusaha menetapkan posisi organisasi pada suatu permasalahan sosial, politik, dan lingkungan yang sangat penting. Iklan pembelaan / sokongan adalah sebuah iklan yang dibuat untuk mempengaruhi opini publik terhadap permasalahan-permasalahan yang menjadi perhatian perusahaan.

Iklan Berorientasi Sosial (Cause- Related Advertising)
Iklan korporat jenis ini menunjukkan hubungan sebuah perusahaan dengan hal-hal kegiatan sosial seperti memberantas kemiskinan, gerakan pemberantasan buta huruf, mengekang penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Iklan dengan orientasi sosial ini merupakan bagian dari sistem pemasaran yang disebut dengan cause-related marketing. Konsep dasar di balik causerelated advertising dan cause-related marketing ini adalah bahwa perusahaan menjadi donatur organisasi non-profit sebagai ganti penggunaan nama perusahaan berhubungan dengan kampanye promosi pada kegiatan sosial.
Tujuan dari iklan berorientasi sosial ini adalah menaikkan citra perusahaan sehubungan dengan kegiatan sosial yang didananai oleh perusahaan tersebut.