Ada empat elemen dalam mengatur strategi penjadwalan atau programming televisi:
1. Programming:
Menganalisa angka peringkat rating penonton berdasarkan SES (Social Economy Status), segmentasi, jam tayang, pola penonton, genre dan juga trend.
2. Production:
Mengkaji sisi produksi dari setiap acara mulai dari Format (drama, non drama, news/sport), Story Treatment, Production Cast (artis, bintang,band, dll), directing, production design (artistik,grafik, shot,editing, wardrobe) dsb.
3. Marketing:
Membahas strategi marketing dan sales untuk mendapatkan profit. Topik antara lain tentang harga spot iklan, build in product, pre-sales, brand awareness, brand differentiation, target konsumen, blocking time, packaging price, product values, dll
4. Purchasing & Distribution:
Disinilah perhitungan harga produksi, pembelian program/film, distributors, suppliers, dll, yang disesuaikan dengan kemampuan daya beli stasiun televisi. Dikaji juga Programming Value per detik dari biaya rata2x operasional stasiun tv setiap detik.Jadi,bisa dibayangkan kan? kalau penempatan jam tayang sinetron atau film sering dianggap tidak tepat, itu menurut versi publik/penonton.
Tapi kalau menurut versi stasiun tv pasti sudah melewati tahap elemen diatas, yang dianggap merupakan hasil analisa penonton juga. Memang kusut, tapi begitulah media kapitalis televisi. Sebagai input, di Amerika saja sampai ada gerakan moral yang disebut "You own your tv".
Gerakan ini mengajak publik untuk mengontrol tontonan televisi karena pesawat tv milik kita bukan milik stasiun/kabel tv. Jadi, mengapa harus bergantung pada mereka? Merekalah yang harus mendengarkan kemauan publik.
Dan ini bukanlah kesalahan lembaga riset AC Nielsen. Karena AC Nielsen hanya mengeluarkan hasil peringkat rating berdasarkan tontonan yang disajikan oleh para programmer televisi... begitu isi gerakan ini.
sumber: pojokspy.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar