Senin, 31 Maret 2008

Pengaruh Komunikasi Internal

PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL
TERHADAP PRODUKTIVITAS

Penulis : Budi Herdiana

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan organisasi, baik dalam bentuk organisasi perusahaan yang berorientasi laba (profit), maupun organisasi kemasyarakatan (social), kerjasama para anggota organisasi di dalamnya mutlak diperlukan. Tujuan yang hendak dicapai, strategi yang hendak dijalankan, keputusan yang hendak dilaksanakan, rencana yang harus direalisasikan, serta program kerja yang harus diselenggarakan, kesemuanya itu memerlukan hubungan serta kerjasama yang harmonis baik antar personal maupun kelompok. Dengan perkataan lain bahwa setiap individu dalam organisasi perlu berhubungan dan berkomunikasi secara harmonis, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien melalui kerjasama yang erat dan iklim kerja yang harmonis
Komunikasi dalam sebuah organisasi perusahaan khususnya dan umumnya organisasi-organisasi lain, biasanya terjadi dalam dua kontek, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan (internal communication) dan komunikasi yang terjadi diluar perusahaan (external communication). Di dalam komunikasi internal, baik secara vertical, horizontal, maupun diagonal sering terjadi kesulitan yang menyebabkan terjadinya ketidaklancaran komunikasi atau dengan kata lain terjadi miss komunikasi. Kesulitan ini terjadi dikarenakan adanya kesalahpahaman, adanya sifat psikologis seperti egois, kurangnya keterbukaan antar pegawai, adanya perasaan tertekan dan sebagainya, sehingga menyebabkan komunikasi tidak efektif dan pada akhirnya tujuan organisasi pun sulit untuk dicapai .
Menurut Oemi Abdurachman,MA dalam bukunya “Public Relations”, menjelaskan kesulitan komunikasi sebagai berikut :
“Komunikasi yang dilaksanakan oleh pimpinan terhadap bawahan (downward communication) tidak banyak meng-alami kesulitan; teapi sebaliknya komunikasi yang berjalan ke atas (upward communication) besar kemungkinan akan mengalami hambatan, demikian pula dalam komunikasi antar kolega (horizontal communi-cation) dapat timbul kesulitan yang dikarenakan misalnya setiap anggota merasa tugasnya lebih penting atau merasa profesinya lebih tinggi.” (Abdurachman, 1971 : 34)

Dengan adanya kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah dalam komunikasi internal tersebut, yang disebabkan oleh adanya kesalahpahaman, kurangnya keterbukaan, adanya tekanan-tekanan yang dirasakan oleh para anggota organisasi menyebabkan komunikasi dua arah (two way communication) menjadi terhambat dan dirasakan tidak harmonis . Ketidak harmonisan komunikasi ini, dapat menimbulkan terjadinya hubungan kerja yang kurang baik, dan apabila hal ini dibiarkan akan menimbulkan implikasi yang kurang baik terhadap gairah kerja, motivasi kerja, konsentrasi kerja, dan pada akhirnya akan membawa dampak negatif terhadap produktivitas kerjanya .
Drs. Muchdarsyah Sinungan dalam bukunya,”Produtivitas Apa dan Bagaimana”, menjelaskan bahwa salah satu syarat kerja produktif adalah kondisi kerja yang manusiawi dan hubungan kerja yang harmonis . (Sinungan, 1992 : 3)
Lebih jauh lagi, adanya komunikasi yang tidak lancar atau tidak harmonis dapat mengakibatkan tindakan yang lebih parah dari para pekerja, seperti halnya banyak terjadi pemogokan dan aksi demonstrasi akibat tidak adanya tanggapan yang berarti dari para atasan mengenai tuntutannya .
Berdasarkan suatu artikel yang ditulis oleh Miranty Abidin dengan judul “Kata Kunci PR”, menyatakan bahwa kesenjangan komunikasi akan menyebabkan pemogokan karyawan. (Miranty, 1992 : 61) sebaliknya jika komunikasi internal dapat dilaksanakan secara efektif, sehingga menciptakan hubungan yang harmonis, penuh pengertian, dukungan positif, sehingga mereka akan bekerja dengan lebih produktif, bersemangat, dan moralitas yang tinggi . (Miranty, 1992 : 62)


1.2 Batasan dan Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dikemukakan, ternyata komunikasi mutlak memegang peranan yang penting dalam suatu organisasi. Tanpa komunikasi yang harmonis dan efektif, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya Chester I Bernard menaruh komunikasi sebagai unsur yang pertama dari segenap organisasi. (Lian Gie, 1968 : 86)
Komunikasi yang efektif, memungkinkan terciptanya hubungan kerja yang harmonis antara sesama anggota organisasi, sehingga kerjasama yang erat didukung dengan rasa pengertian dan keterbukaan akan meningkatkan gairah kerja dan motivasi kerja yang tinggi, dan pada akhirnya produktivitasnya pun diharapkan akan meningkat.
Selain hubungan antara personal yang harmonis, produktivitas kerja dapat pula dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung yang lainnya seperti; besarnya pendapatan dan jaminan sosial, tingkat pendidikan dan latihan, disiplin moral dan etika, motivasi, kesehatan, lingkungan dan iklim kerja, management, sarana produksi, kesempatan berprestasi, kepuasan, teknologi dan kebijaksanaan pemerintah . (Komaruddin, 1986 : 112)
Mengingat luasnya bidang garapan dalam kajian komunikasi dan produktivitas, dan agar pembahasan dalam penelitian ini lebih mendalam, maka penulis membatasi masalah pokok ini pada kajian komunikasi internal sebagai variable stimulus serta pengaruhnya terhadap produktivitas kerja sebagai variable terikat .
Adapun rumusan masalah yang akan dijawab melalui rangkaian kajian ini adalah : Bagaimana pengaruh komunikasi bisnis terhadap produktivitas kerja karyawan di perusahaan tersebut ?


Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran

Seperti yang telah dikemukakan di atas, komunikasi merupakan unsur utama dalam setiap organisasi. Tanpa komunikasi yang efektif baik secara verbal maupun nonverbal tidak akan terjadi hubungan dan kerjasama yang saling pengertian, sehingga tujuan organisasi pun tidak akan tercapai. Komunikasi itu sendiri merupakan suatu proses penyampaian informasi atau warta yang mengandung macam-macam keterangan dari seseorang kepada orang lain . ( The Lian Gie, 1968 : 79) .
Dalam komunikasi terjadi penyalinan informasi secara cermat mengenai gagasan seseorang kedalam pikiran orang lain sehingga tercapai pengertian yang diperlukan atau menimbulkan tindakan yang diharapkan .
Menurut Devito, seorang ahli “Science of Communication” menjelaskan pengertian komunikasi sebagai berikut :
“Komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih ; yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapatkan distorsi dan gangguan-gangguan dalam suatu kontek, yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik .” (Effendy, 1985 : 7)
Jika kita simpulkan pengertian di atas, komunikasi merupakan suatu kegiatam menyampaikan pesan dan mengandung beberapa unsur yaitu kontek, sumber, penerima, pesan, saluran, gangguan atau distorsi, penyampaian proses encoding, proses decoding, arus balik serta efek . Namun walau demikian secara teknis dapat dikatakan bahwa proses komunikasi melibatkan :
a. Komunikator,
b. Pesan yang hendak disampaikan,
c. Saluran komunikasi,
d. Media komunikasi,
e. Komunikatee,
f. Lingkunagn Komunikasi .
(Siagian, 1982 : 122)
Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi (internal communication) terutama dalam upaya penyampaian pesan, ide, gagasan, serta informasi lebih baik berupa perintah, larangan, pelimpahan wewenang, pemberian intruksi, nasihat, kebijaksanaan, tindakan pendisiplinan, program kerja, dan sebagainya harus diusahakan berjalan dengan efektif .
Komunikasi yang efektif dapat dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Kerangka Acuan (frame of reference)
Wilburn Schram, dalam karyanya “ Communication Research in the United States”, yang disadur oleh Onong Uchjan Effendy menyatakan sebagai berikut :
“komunikasi akan berhasil, apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni perpaduan pengalaman dan pengertian (collection of experience and meaning) yang pernah diperoleh komunikan .”(Effendy, 1985 : 18).
Jadi jelas bahwa frame of reference yang didukung field of experience merupakan factor yang penting dalam berkomunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator dan pengetahuannya sesuai dengan komunikan, maka komunikasi akan berjalan dengan lancar .

2. Faktor Situasi dan Kondisi
Yang dimaksud dengan situasi disini adalah situasi komunikasi pada saat komunikan menerima pesan yang kita sampaikan . Situasi ini akan mendukung komunikasi efektif apabila komunikator menyampaikan informasi pada saat komunikan menanti suatu pengumuman .
Begitu pula dengan kondisi, akan mempengaruhi serta mendukung efektivitas komunikasi . Seperti kondisi gaduh (noise), yang disebabka lingkunag luar, kondisi gugup yang diderita seorang komunikator dalam menyampaikan pesannya akan turut menentukan keberhasilan jalannya proses komunikasi .

3. Faktor Media Komunikasi
Media komunikasi merupakan alat untuk membantu lancarnya proses komunikasi . Yang dimaksud media disini adalah surat, memo, nota, brosur, pamphlet, bulletin, majalah, Koran, papan pengumuman, kotak saran, telephone, radio, televisi dan sebagainya . Pada saat ini telah dan sedang berkembang telemobitel, faksimil, telepon genggam, internet, e-mail dan sebagainya yang membantu lancarnya dan semakin efektifnya pesan yang dapat disampaikan lewat media tersebut.
Raymond V.L (1977), dalam bukunya “ A General Sematics Approach to Communication Barries”, mengatakan bahwa terdapat empat factor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi yaitu :
a. Jalur komunikasi formal,
b. Authority structure,
c. Spesialisasi pekerjaan,
d. Ownership information .
(Ratih, 2 Juni, 1993)
Selain faktor-faktor tersebut, komunikasi yang efektif dapat pula dipengaruhi oleh semua unsure-unsur komunikasi yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Sumber – Encoder
a. Keterampilan berkomunikasi,
b. Sikap,
c. Tingkat pengetahuan,
d. Posisi dalam sistem sosial budaya .
2. Penerima – Decoder
3. Pesan
a. Kode pesan
b. Isi pesan
c. Wujud pesan
4. Saluran komunikasi
(Hanafi, 1984 : 173-213)
Menurut Geoffrey Mills dan Oliver Standingford, terdapat empat asas pokok dalam komunikasi yakni sebagai berikut :
1. Komunikasi berlangsung antar pikiran seseorang dengan pikiran orang lain .
2. Orang hanya bias mengerti sesuatu hal dengan menghubungkan dengan sesuatu hal yang lain yang telah dimengerti .
3. Orang yang melakukan komunikasi mempunyai suatu kewajiban untuk membuat dirinya dimengerti .
4. Orang yang tidak dimengerti dalam menerima warta mempunyai suatu kewajiban untuk enerima suatu penjelasan .
(The Lian Gie, 1988:87)
Demikianlah beberapa faktor yang dapat membantu komunikasi berjalan dengan lancer dan efektif . Dengan komunikasi yang efektif akan menciptakan hubungan kerja yang harmonis, penuh keterbukaan sehingga diharapkan perusahaan mendapatkan feed back dalam bentuk dukungan dari karyawan, melalui kerja yang produktif, bersemangat, dan dengan moralitas yang tinggi .
Gairah kerja yang ditimbulkan dengan adanya komunikasi yang efektif akan mendukung motivasi dan aspirasi karyawan untuk bekerja lebih giat sehingga produktivitas kerja dapat tercapai .
Komunikasi yang harmonis akan menciptakan integritas yang baik . Melalui hubungan yang didorong oleh rasa pengertian, keterbukaan dan rasa memiliki serta kebersamaan telah terbukti dapat menciptakan kegairahan dalam bekerja, dan diharapkan inipun akan membawa pada implikasi yang positif terhadap produktivitas kerjanya secara keseluruhan .
Berdasarkan suatu hasil penelitian mengenai pengaruh komunikasi terhadap produktivitas, telah menunjukkan adanya korelasi yang positif . Lebih jelas lagi diungkapkan oleh Herbert G. Hicks dan G. Ray Gullet sebagai berikut :
“Suatu penelitian terhadap 27 cabang dari suatu organisasi pengepakan dan pengiriman diadakan untuk menentukan mengapa cabang-cabang telah mengalami suatu variasi yang luas di bidang produktivitas . Untuk maksud ini data-data dikumpulkan oleh suatu survey terhadap 975 karyawan pada berbagai cabang perusahaan tersebut . Taktala data-data produktivitas dan komunikasi dibandingkan, hal tersebut disimpulkan bahwa prestasi yang tinggi pada berbagai cabang korelasinya cenderung positif dengan melalui ker\terbukaan jalur-jalur komunikasi diantara atasan dengan bawahan .” (Hicks and Gullet, 1987 : 526)
Menurut Prof. DR Sondang P. Siagian, produktivitas adalah :
“Kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan luaran (output) yang optimal bahkan kalau mungkin maksimal .”(Siagian, 1982 : 154)
Menurut doktrin pada konfrensi Oslo (1984), mengatakan bahwa :
“Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak menusia dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit .
Produktivitas adalah suatu pendekatan intrdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembetulan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien dan tetap menjga adanya kualitas yang tinggi .” (Sinungan, 1992 : 17)
Sinungan (1992 : 18) menyatakan bahwa produktivitas merupakan interaksi terpadu antara tiga faktor yang mendasar, yaitu investasi, manajemen dan tenaga kerja.

1. Investasi
Komponen pokok dari investasi adalah metode yang didukung oleh teknologi . Dengan teknologi yang tinggi aka cepat membawa pada kemajuan organisasi perusahaan . Sebagai contoh jika kita direalisasikan dengan penggunaan media komunikasi dan informasi seperti telepon, radio, TV, handphone, Internet, akan membawa pada system atau mekanisme kerja yang cepat.

2. Manajemen
Kelompok manajemen dalam organisasi, tugas pokoknya menggerakan orang-orang untuk bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan . Melalui komunikasi yang harmonis, penuh keterbukaan serta dukungan dan motivasi serta moralitas yang tinggi akan mempercepat hasil atau tujuan yang ingin dicapai.

3. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang turut mendukung operasi perusahaan dalam mencapai sasaran, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan . Perlu diperhatikan unsur-unsur yang mendukung atau mempengaruhi dan menjadi syarat kerja yang produktif yaitu kemampuan kerja yang tingi, lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja yang manusiawi den hubungan kerja yang harmonis .
(Sinungan, 1992 : 3)
Itulah sebabnya hubungan kerja yang harmonis perlu dipertahankan dan kalau mungkin dapat ditambah . Setiap kerja, usaha dan kegiatan lain mutlak memerlukan komunikasi baik secara personal maupun kelmpok di dalam organisasi .


Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh komunikasi bisnis terhadap produktivitas kerja karyawan di suatu perusahaan .
Manfaat atau kegunaan yang diharapkan dapat dicapai dari penelitian ini meliputi kegunaan praktis dan kegunaan yang bersifat teoritis .

a. Kegunaan praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam memberikan informasi terutama dalam mengantisipasi segala permasalahan yang terjadi di dalam komunikasi . Selain itu diharapkan pula hasil penelitian ini memberikan jalan keluar atau suatu solusi dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja melalui jalur komunikasi internal yang harmonis, dengan cara-cara yang mudah di aplikasikan .
b. Kegunaan teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian lebih lanjut, sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif dalam perkembangan pengetahuan dan ilmu mengenai komunikasi internal yang sekarang sedang berkembang dan menjadi topic yang ramai dalam setiap seminar mengenai public relations.


Asumsi

Pengertian asumsi menurut Drs. Komaruddin adalah sebagai berikut :
“Sesuatu yang dianggap tidak mempengaruhi atau dianggap konstan . Asumsi menetapkan faktor-faktor yang diawasi . Asumsi dapat berhubungan dengan syarat- syarat, kondisi-kondisi dan tujuan . Asumsi memberi hakekat, bentuk dan arah argumentasi .”
(Komaruddin, 1982 : 22)
Berdasarkan pengertian tersebut, penulis memberikan asumsi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi merupakan faktor pertama dalam setiap organisasi yang dapat mengantarkan kearah pencapaian misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan .
2. Komunikasi internal yang efektif didukung oleh unsur-unsur komunikasi seperti ; media komunikasi, keterampilanseorang komunikator dalam menyampaikan pesan, kesamaan kerangka referen antara komunikator antara komunikator dengan komunikan, faktor kondisi dan situasi, sikap saling pengertian dan penuh keterbukaan dalam komunikasi .
3. Bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah keberhasilan menciptakan komunikasi internal yang efektif dan harmonis dengan realisasi hubungan yang terbuka dan penuh pengertian .


Hipotesa

Pengertian hipotesa menurut Drs. Komaruddin adalah sebagai berikut :
“Hipotesa adalah kesimpulan atau perkiraan yang tajam dan cermat yang dirumuskan dan untuk sementara untuk menjelaskan kenyataan-kenyataan, peristiwa-peristiwa atau kondisi-kondisi yang diperhatikan dan untuk membimbing penyelidikan lebih lanjut . Jawban sementara terhadap suatu masalah .”
(Komaruddin, 1982 : 36)
Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian . Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data . (Sugiono,1992 : 38)
Hipotesis penulis adalah :
- “Terdapat hubungan linier positif signifikan antara komunikasi internal dengan produktivitas kerja karyawan di perusahaan .”
- “Bahwa Komunikasi internal memberikan kontribusi yang berarti terhadap produktivitas di perusahaan .”


Definisi dan Variabel

a. Komunikasi internal adalah proses prtukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan struktur yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung . (Effendy, 1985 : 155)
b. Produktivitas adalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari saran dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan luarab (output) yang optimal bahkan mungkin maksimal . (Siagian, 1982 : 154)
c. Kerja adalah keseluruhan pelaksanaan aktivitas jasmani dan rohani yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu .
d. Karyawan/pegawai adalah orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi, baik instansi pemerintah atau perusahaan –perusahaan atau pada usaha-usaha sosial dengan mana ia memperoleh imbalan jasa tertentu . (Musanef, 1991 : 5)

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH


2.1 Pengertian Komunikasi

Dalam setiap organisasi, komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi merupakan unsur pertama dalam berbisnis. Murphy dan Peck dalam menyoroti masalah komunikasi, menegaskan bahwa “komunikasi merupakan darh sebagai suatu sumber kehidupan bagi setiap organisasi dan merupakan suatu kunci sukses dalam karir bisnis dan kehidupan pribadi.”. Lebih tegas dikatakan bahwa komunikasi itu sangat penting, sehingga apabila tidak ada komunikasi maka organisasi itu tidak akan berfungsi . (Buchari Alma, 1987 : 190)
Meskipun kita tahu arti penting komunikasi, namun bagaimanapun masih diragukan apakah setiap orang menyadari dengan sungguh-sungguh arti atau makna dari komunikasi yang baik . Oleh sebab itu, penulis akan menguraikan pengertian dan beberapa definisi komunikasi menurut para ahli sebagai berikut :
Menurut Koontz, Donnell dan Weihrich, dalam bukunya “Management” menegaskan bahwa :
“Komunikasi adalah penyampaian informasi dari pengirim kepada penerima dimana informasi itu dapat dipahami oleh si penerima.” (Koontz et.al., 1986 : 168)
Pengertian tersebut mengandung arti yang luas dan bersifat umum, hal ini dapat bermakna bahwa komunikasi ini hanya sekedar penyampaian informasi saja dari seorang komunikator terhadap komunikan .
Lebih jelas lagi, menurut P Grassman adalh sebagai berikut :
“ komunikasi merupakan sebuah proses yang berkelanjutan dimana seorang individu melalui bantuan symbol-simbol verbal atau nonverbal memberikan informasi kepada individu lain, yang menerima informasi tersebut dan kemudian menerjemah- kannya dalam bentuk perilaku tertentu .” (Winardi, 1990 : 513)


2.2 Komunikasi Internal

Dalam upaya menyampaikan pesan, ide, gagasan serta informasi lainnya dapat terjadi dalam kontek secara vertical, horizontal, maupun secara diagonal di dalam suatu organisasi . Hal itu menunjukan terjadinya komunikasi di dalam organisasi (Internal Communication) .
Jika kita simpulkan ternyata komunikasi internal ini hanya merupakan suatu pertukaran informasi didalam organisasi baik dalam kontek secara vertical maupun secara horizontal . Gibson, Ivancevid, Dannely (1987 : 440) menambah satu kontek lagi dalam komunikasi internal itu yakni komunikasi diagonal .
Meskipun komunikasi internal ini terjadi dalam tiga kontek seperti yang telah disebutkan diatas, komunikasi internalpun dapat berlangsung secara interpersonal dan secara kelompok .

2.2.1 Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertical adalah komunikasi yang dilancarkan dari atas ke bawah (downward communication) dan sebaliknya dari bawah ke atas (upward communication) atau dengan kata lain komunikasi yang dilancarkan oleh pihak atasan kepada bawahan atau sebalknya dari bawahan kepada atasan (two way traffic communication) .
Karena komunikasi menyangkut masalah hubungan manusia dengan manusia, maka suksesnya komunikasi tergantung pada frame of reference manusia-manusia yang terlibat di dalamnya .

2.2.2 Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang dilakukan secara mendatar antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan dengan karyawan dan sebagainya . Untuk memecahkan masalah yang timbul akibat proses komunikasi dengan jalur seperti itu adalah tugas Public Relation Officer ( Kepala Hubungan Masyarakat) .
Antara komunikasi vertical dengan komunikasi horizontal terkadang terjadi komunikasi diagonal .

2.2.3 Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi antar pimpinan antara pimpinan seksi dengan pegawai seksi lain . Seperti kita ketahui bahwa komunikasi internal ini bukan saja terjadi dalam tiga kontek seperti yang telah dijelaskan dimuka, melainkan dapat pula terjadi secara personal (personal communication) dan secara kelompok (group communication) .
Komunikasi persona
Komunikasi persona adalah komunikasi antar dua orang yang dapat berlangsung secara tatap muka (face to face communication) dan komunikasi bermedia (mediated communication) .
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan komunikasi persona tatap muka adalah sebagai berikut :
- Bersikaplah empati dan simpati
- Tunjukanlah sebagai komunikator terpercaya
- Bertindaklah sebagai pembimbing, bukan pendorong
- Kemukakanlah fakta dan kebenaran
- Bercakaplah dengan gaya mengajak, bukan menyuruh
- Jangan bersikap super
- Jangan mengkritik
- Jangan emosional dan bicaralah secara meyakinkan .
Komunikasi kelompok (group communication)
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antar seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka .
Komunikasi kelompok kecil (small group communication)
Komunikasi ini adalah komunikasi antara manajer atatu seorang administrator dengan sekelompok karyawan yang memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi salah seorang untuk memberikan tanggapan secara verbal .
Komunikasi kelompok besar
Komunikasi ini adalah kelompok komunikasi yang karena jumlahnya banyak, dalam situasi komunikasi hamper tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal .


Proses Komunikasi

Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” (1985), menegaskan bahwa pada dasarnya proses komunikasi terjadi atas dua tahap yaitu secara primer dan sekunder .
Proses komunikasi secar primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) . Misalnya berupa bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya .
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang media . Misalnya dengan menggunakan media telepon, radio, surat, papan pengumuman dan sebagainya .


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi

Untuk memahami factor-faktor yang mempengaruhi efektivita komunikasi, menurut Drs. Abdillah Hanafi dalam bukunya “Memahami Komunikasi Antara Manusia”, menegaskan perlunya memperhatikan dan mengenal kesemua unsure dalam proses komunikasi, yang antara lain ; Sumber – Encoder, Pesan, Saluran (media), decoder dan penerima .


Faktor-faktor yang Menghambat Efektivitas Komunikasi

Menurut Prof. Drs. Sondang P. Siagian, faktor-faktor yang menghambat efektivitas komunikasi di dalam organisasi adalah meliputi dua hal yang pokok yaitu :
Penghambat yang bersifat teknis
- Kurangnya saran dan prasarana yang memadai .
- Penguasaan tentang teknik dan metode komunikasi yang kurang memadai .
- Kondisi fisik yang tidak memungkinkan komunikasi yang berjalan secara efektif .
Penghambat yang bersifat perilaku
- Pandangan yang bersifat apriori .
- Prasangka yang didasarkan pada emosi .
- Suasana otoriter .
- Ketidakmauan untuk berubah .
- Sifat yang ego – sentris .
( Siagian, 1982 : 132-133 )


Pengertian Produktivitas

Dra. Yayat Hayati, MPd . Mengatakan bahwa :
“Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini . Cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara kemarin dan hasil yang dicapai besok harus lebih banyak dari hasil yang diperoleh hari ini .” (Yayat Hayati, 1994 : 12)


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap penurunan tingkat pertumbuhan produktivitas :
Berkurangnya intensitas modal
Berkurangnya pembiayaan untuk kergiatan riset dan pengembangan
Perubahan komposisi angkatan kerja
Perubahan dalam nilai dan sikap sosial
Menurut Dra. Yayat Hayati, Mpd . Produktivitas dipengaruhi oleh dua komponen yang bersifat teknologi dan komponen yang berupa employee job performance .

Peningkatan Produktivitas

Dalam menyoroti masalah peningkatan produktivitas menurut A. Dale Timpe, dalam bukunya “Produktivitas Seri Ilmu dan Seri Manajemen Bisnis” (1992 : 106-119), mengatakan bahwa terdapat tujuh kunci peningkatan produktivitas sebagai berikut :
Keahlian manajemen yang bertanggung jawab
Kepemimpinan yang luar biasa
Kesederhanaan organisasi dan operasional
Kepegawaian yang efektif
Tugas yang menantang
Perencanaan dan pengendalian
Pelatihan dan manajemen khusus


Pengukuran Produktivitas

Menurut Muchdarsyah Sinungan, bahwa terdapat dua cara dalam mengukur produktivitas yaitu :

Total Produktivitas

TP = ____Hasil total___
Masukan total

Produktivitas Persial

PP = ____Hasil persial___
Masukan total

Produktivitas perusahaan dapat dicari dengan rumus :

Pt =________Qt________
L+C+R+Q
Dimana :
Qt = Output
Pt = Produktivitas total
L = Faktor masukan tenaga kerja
C = Faktor masukan modal
R = Bahan mentah
Q = Faktor masukan barang dan jasa yang beraneka macam




Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Komunikasi di dalam suatu organisasi merupakan suatu darah sebagai sumber kehidupan bagi segenap organisasi, sehingga bila tidak ada komunikasi maka organisasi tak akan berjalan atau berfungsi .
Miranty Abidin, (1992 : 61) berpendapat bahwa dengan adanya kesenjangan komunikasi akan menyebabkan pemogokan karyawan . Dengan adanya pemogokan maka sekaligus akan membawa dampak langsung terhadap produktivitas kerja secara keseluruhan .

BAB III
KESIMPULAN


Berdasarkan kajian pada bab-bab sebelumnya diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Komunikasi yang efektif akan menciptakan hubungan kerja yang harmonis diantara sesama anggota organisasi,
Produktifitas kerja dipengaruhi oleh hubungan kerja harmonis, besarnya pendapatan dan jaminan social, tingkat pendidikan dan latihan, disiplin moral dan etika, motivasi, kesehatan, lingkungan dan iklim kerja, manajemen, sarana produksi , kesempatan, kepuasan, teknologi dan kebijaksanaan pemerintah.
Komunikasi merupakan unsure utama dalam setiap organisasi
Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi (internal communication) terutama dalam penyampaian pesan, ide, gagasan, serta informasi baik berupa perintah, larangan, pelimpahan wewenang, pemberian instruksi, nasihat, kebijaksanaan, tindakan kedisiplinan, program kerja dan sebagainya harus diusahakan berjalan dengan efektif.
Keberhasilan menciptakan komunikasi internal yang efektif dan harmonis dengan realisasi hubungan yang terbuka dan penuh pengertian akan memberikan peningkatan produktivitas kerja karyawan.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

ahh.. dafpusnya jangat diumpetin dong...

Anonim mengatakan...

iya..apaan nih..DPny kok di sembunyiin..suah ntr cri refernsiny..